Semarang, Idola 92.6 FM – Ekonomi Indonesia dinilai tangguh dalam menghadapi segala macam krisis di masa lalu. Terbukti, pada tahun 2022, Indonesia pun bisa melalui masa-masa krisis. Meski demikian, menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, tantangan ekonomi masih akan berlanjut pada tahun 2023. Kuncinya kita harus optimistis dan tetap waspada.
Senada, Presiden Joko Widodo mengingatkan, salah satu momok yang akan kita hadapi adalah inflasi, kenaikan barang dan jasa. Presiden menyebut, ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia akibat kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara, maka inflasi melonjak.
Dia menyebut, sudah ada 5 negara yang inflasinya melonjak hingga di atas 80 persen. Sementara di Indonesia, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan dua kali ke posisi 4,25 persen belum lama ini. Sementara inflasi Indonesia per Agustus 2022 mencapai 4,69 persen dan diprediksi tembus 6 persen di akhir tahun ini.
Namun, di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia memiliki sosok penyelamat perekonomian nasional, yakni: sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selama ini UMKM telah terbukti menjadi penyelamat ekonomi di tengah negara mengalami situasi yang tak mudah atau krisis. Sehingga, kita berharap kehadirannya dapat dimaksimalkan agar bisa menopang secara optimal ketika sektor industri besar atau ekspor-impor sedang lesu.
Maka, bagaimana persisnya menerjemahkan pesan Menkeu Sri Mulyani yang meminta kita untuk senantiasa penuh dengan semangat dan optimistis sekaligus tetap waspada? Soal semangat dan optimistis mungkin bisa langsung kita ikuti, tetapi mengenai waspada, bagaimana persisnya? Apa yang perlu diwaspadai? Serta, apa wujud upaya yang mesti dilakukan untuk memaksimalkan sektor UMKM?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Dr. Fithra Faisal Hastiadi (Ekonom Universitas Indonesia), Adhi S Lukman (Pengusaha/ Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI)), dan Dr. Anis Byarwati (Anggota Komisi XI DPR RI/ Politisi PKS). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: