Semarang, Idola 92,6 FM – Petani yang ada di Desa Delanggu Klaten membuka pasar sendiri, dalam penjualan varietas Rojolele Srinuk beras premium asal Kecamatan Delanggu. Saat ini, beras Rojolele Srinuk menjadi primadona petani karena kualitas unggul dan harga jual yang tinggi.
Ketua Sanggar Rojolele Delanggu Eksan Hartanto mengatakan saat ini budidaya Rojolele Srinuk sedang moncer, karena satu kilogram beras varietas ini mampu mencapai harga Rp13.500 sampai Rp14.500 per kilogramnya. Hal itu disampaikan saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.
Eksan menjelaskan, Rojolele awalnya adalah varietas umum yang ditanam petani di wilayah Delanggu. Namun karena masa tunggu panen yang mencapai 155 hari, petani memilih beralih ke varietas lain lebih singkat masa panennya.
“Dari sisi petani lebih menguntungkan bikin market sendiri, karena yang ke perseroda itu penyuplainya itu tidak membeli beras dari petani. Mereka membelinya gabah yang kering panen sama pecah kulit yapi belum berwujud beras. Kalau kami menjualnya itu dari petani sudah berupa beras dan kami menunggu kirimannya,” kata ekstan,” kata Eksan.
Lebih lanjut Eksan menjelaskan, beras Rojolele Srinuk telah beredar di beberapa daerah di Indonesia. Selain Pulau Jawa, produk beras petani Delanggu telah dinikmati hingga Bangka Belitung dan DKI Jakarta.
“Pemasaran produk ini eksklusif, sebab dengan harga per kilogram yang mencapai Rp14.500 maka segmen pembelinya dari kalangan terbatas. Selain itu, petani lebih diuntungkan dengan harga beli yang tinggi,” pungkasnya. (Bud)