Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebut, jika ancaman resesi tahun depan tidak hanya harus diwaspadai tetapi harus bisa dimanfaatkan. Terutama bagi para pelaku UMKM di Jateng, untuk bisa menjadikan resesi sebagai peluang meraih untung.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Firdauz Muttaqin mengatakan ancaman resesi di tahun depan bisa menjadi risiko bagi para pelaku usaha, tidak terkecuali para pelaku UMKM di provinsi ini. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Galeri Industri Kreatif Kota Lama, kemarin.
Firdauz menjelaskan, risiko yang terjadi di balik ancaman resesi tahun depan itu bisa menjadi peluang bisnis bagi pelaku UMKM di Jateng. Hanya saja, memang diakui risiko di tahun depan bisa naik dibanding kondisi sebelumnya saat pandemi.
Menurutnya, pelaku UMKM akan terpengaruh dampak resesi karena permintaan ekspor ke luar negeri berkurang. Negara-negara di kawasan Eropa maupun Amerika akan mengurangi konsumsi, dan hal tersebut berdampak pada penjualan pelaku UMKM di Jateng.
“Tetapi jangan lupa bahwa Indonesia itu mempunyai penduduk yang besar dan pasarnya besar. Jadi dalam kondisi seperti ini bisa saja kita alihkan ke pasar domestik. Artinya peluang di dalam negeri itu masih besar,” kata Firdauz.
Lebih lanjut Firdauz menjelaskan, agar perekonomian di dalam negeri tetap berjalan itu maka pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat. Yakni melalui penyaluran dana bantuan sosial, agar daya beli masyarakat masih tetap ada.
“Pelaku UMKM juga masih bisa bertransaksi dengan negara-negara di kawasan Asia karena pasarnya masih terbuka. Yang penting UMKM itu meningkatkan kualitasnya,” pungkasnya. (Bud)