Semarang, Idola 92,6 FM – Beras kualitas Rojo Lele Srinuk, menjadi komoditas unggulan pertanian dari Kabupaten Klaten. Beras Srinuk merupakan hasil rekayasa Pemkab Klaten, dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Kabid Litbang Bappedalitbang Klaten Muhammad Umar Said mengatakan penelitian Srinuk dibantu BATAN, dan berawal dari keprihatinan beras asal Klaten kualitas Rojo Lele yang tidak banyak ditanam petani. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Umar menjelaskan, keengganan dari petani Klaten tidak banyak menanam beras kualitas Rojo Lele itu dikarenakan masa tanamnya cukup panjang hampir enam bulan. Padahal, untuk jenis padi lainnya hanya 3-4 bulan saja.
Menurutnya, alasan lainnya karena batang pagi Rojo Lele terlalu panjang dan sering dimakan burung.
“Satu lagi nilai plusnya ketika diuji lab ternyata justru lebih tahan hama daripada Rojo Lele induknya. Oleh karena itu, kita mulai berani mengajukan ke sidang penglepasan di Kementerian Pertanian yang kita beri nama Rojo Lele Srinuk, Rojo Lele Srinar dan Rojo Lele Sriten,” kata Umar.
Lebih lanjut Umar menjelaskan, proses penelitian dimulai pada 2013 dari uji lab sampai riset skala lab selesai di 2016. Selanjutnya dilakukan uji coba tanam di Desa Gempol di Kecamatan Karanganom pada 2019.
“Kemudian ada tiga jenis yang layak diusulkan ke Kementerian Pertanian. Yakni Rojo Lele Srinuk, Srinar dan Sriten,” pungkasnya. (Bud)