Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah aktivitas mengajar di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Amin Retnoningsih menyulap limbah tulang daun menjadi produk bernilai ekonomi dengan brand “Rasendriya”. Rasendriya telah menyebar ke seluruh nusantara bahkan sampai luar negeri seperti Perancis.
Menurut Prof Amin, jumlah sampah di kampus Unnes tiap hari bisa mencapai 20 ton.”Dari 20 ton setiap hari, 80 persennya adalah sampah daun, sebagian dibuat kompos, sebagian dibuat produk ini,”tutur Prof Amin kepada radio Idola, pagi (08/11) tadi.
Ia menjelaskan untuk pembuatan produk, biasanya menggunakan daun beringin dan daun sirsak.”Kebetulan guru besar saya botani, dan biasanya yang mengikuti kuliah saya, banyak ngantuknya,”tutur Prof Amin yang akhirnya membuat ide membuat karya dari limbah tulang daun.
Ide ini diusulkan ke Kemenristek Dikti pada 2016. Dan tahun berikutnya, dapat dana.”Brand kami milik Unnes bukan milik perorangan karena hibahnya atas nama Unnes,”tambah Prof Amin. Ia menambahkan hampir semua menteri dan Presiden, serta narasumber dari luar negeri sudah dilukis.”Kami punya rumah inovasi, semua dipajang di sini,”ungkapnya.
Lalu apa saja produknya, dan siapa yang terlibat dalam pembuatan produk ini?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Prof Amin Retnoningsih, Pegiat Green Economic dan dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes). (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: