Pangandaran, Idola 92.6 FM – Sebelum terjun di dunia perkopian, sosok satu ini bekerja sebagai penjaga kantin sekolah dasar di desanya. Namun, sejak 2019- ia dan suaminya Suparman (yang menggemari kopi seduhan sendiri, bukan kopi sachet), mulai melirik kopi robusta Pangandaran. Kini usaha kopi Silalabak berbuah manis. Tak hanya itu, ia juga mendampingi sedikitnya 20 petani kopi Pangandaran.
Sosok itu adalah Iis Sunisih, pemilik kopi Silalabak Pangandaran, warga Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.
“Awal menanam kopi, benih ambil di bawah tanaman kebun kopi milik tetangga,”tutur Iis kepada radio Idola, pagi (21/10) tadi.
Iis melanjutkan untuk mendapatkan hasil kopi kualitas baik, ia, suami dan anaknya tidak pulang ke rumah dan menginap di perkebunan selama 20 hari.”Rumah ke kebun kopi jaraknya cukup jauh, jadi kami menginap di gubug kebun,” tambah Iis yang sekarang mulai sibuk memberikan pelatihan tentang kopi.
Kini Iis mempunyai lahan kebun kopi seluas 1 hektar. Lahan ini bisa menghasilkan biji kopi sekitar 400 kilogram. Setelah diproses seperti proses aerob, anaerob, dan anaerob thermal, kopi Silalabak didistribusikan ke beberapa kedai di Pangandaran. Tidak sekadar pahit, aneka rasa setelah diseruput muncul seperti aren, durian, hingga nangka.”Ada 17 kedai di Pangandaran yang saya suplai,”terang Iis yang pernah ikutan Petani Milenial pada 2021.
Meski pada awal promosi sempat terkendala namun pada akhirnya semua berbuah manis. Kini bisnis kopi Silalabak beromzet jutaan rupiah per bulan. tak hanya itu, kafe-kafe di Pangandaran juga mulai mengambil kopi dari Iis. Kini, Iis yang dulunya tidak berani tampil di depan, sekarang mulai diundang menjadi pembicara.
Untuk mengetahui perjalanan Iis membuka usaha kopi Silalabak, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Iis Sunisih, petani/pemilik kopi Silalabak Pangandaran warga Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: