Semarang, Idola 92,6 FM – Dalam upaya mendukung sektor pariwisata, Pemkot Semarang menggandeng Beam Mobility menghadirkan sepeda listrik bagi para wisatawan maupun masyarakat umum. Penempatan sepeda listrik itu, akan dijumpai di lokasi wisata maupun di lokasi strategis lainnya.
Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan Beam Mobility Holdings, untuk menyediakan sepeda listrik di tempat wisata maupun lokasi strategis lainnya. Pernyataan itu dikatakan usai penandatanganan kerja sama di halaman kantor Balai Kota Semarang, Sabtu (24/9).
Iswar menjelaskan, penggunaan sepeda listrik di obyek wisata maupun tempat strategis lainnya itu dalam upaya menurunan emisi global. Termasuk, menjadikan kualitas udara di Kota Semarang semakin baik.
Menurutnya, kerja sama ini juga akan mendorong masyarakat untuk tidak banyak bergantung pada kendaraan berbahan bakar minyak. Sehingga, bisa menekan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk pembelian BBM.
“Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama ini akan lebih memperkaya lagi solusi transportasi di Kota Semarang. Semarang sudah berupaya memperbaiki kualitas dan kita berharap bahwa Semarang bisa lebih baik,” kata Iswar.
Lebih lanjut Iswar menjelaskan, sebelumnya Pemkot Semarang juga sudah membeli bus listrik dan nantinya ke depan pengadaan mobil dinas dari kendaraan listrik untuk kepala UPT.
Country Head Beam Indonesia Ady Muzadi menambahkan, pada tahap pertama ini pihaknya menyediakan 250 unit sepeda listrik. Nantinya, penambahan unit akan dilakukan dengan melihat pola dan perkembangannya di Kota Semarang.
“Kita nanti lihat seminggu dua minggu, baru kita tambah secara berangsur dan bertahap. Seperti yang pak sekda sampaikan, bahwa Semarang adalah smart city yang pertama di Indonesia sejak 2014. Dan ini kendaraan yang bisa menunjang smart city di Semarang menurut saya,” ujar Ady.
Ady menjelaskan, wisatawan atau masyarakat yang akan menggunakan sepeda listrik ini bisa melakukan pindai barcode. Nantinya, pembayaran sewa dilakukan dengan transaksi elektronik yang dimiliki masyarakat.
“Tarifnya sementara itu Rp700 per menit. Kami rasa ini lebih hemat dan bisa dijangkau masyarakat,” pungkasnya. (Bud)