Densus 88 Mabes Polri Gencarkan Pencegahan Radikalisme Hingga Sekolah

Brigjen Pol Arif Makhfudiharto
Brigjen Pol Arif Makhfudiharto, Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Mabes Polri.

Semarang, Idola 92,6 FM – Densus 88 Mabes Polri menggelar program pencegahan radikalisme, dengan menyasar ke sekolah-sekolah dan melibatkan eks napiter. Langkah tersebut diambil, untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang bahaya radikalisme kepada para siswa di sekolah.

Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Mabes Polri Brigjen Pol Arif Makhfudiharto menyatakan, penanggulangan terorisme terus dilakukan dan saat ini pihaknya melibatkan eks napi teroris untuk berbicara bahaya radikalisme. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Gradhika Bhakti Praja, kemarin.

Menurutnya, kolaborasi dengan pemerintah daerah dan melibatkan eks napiter dipandang cukup efektif untuk mencegah proses penyebaran paham radikalisme.

Arif menjelaskan, mengajak dan memberdayakan eks napiter merupakan cara efektif untuk deradikalisasi terhadap paham-paham anti pemerintah. Dengan berbagi pengalaman dari eks napiter itu, akan membuat upaya pencegahan lebih terasa.

“Jawa Tengah menjadi episentrum dari radikalisme, sehingga ketika kita bisa bekerja sama tentunya kita bisa menjadikan masyarakat bahwa mereka yang kita tangkap adalah korban dari ideologi yang disampaikan secara ekstrem yang ujungnya adalah melakukan pelanggaran hukum. Yang kita perangi adalah perbuatannya bukan orangnya,” kata Arif.

Lebih lanjut Arif menjelaskan, Densus 88 Mabes Polri tentunya hanya bisa melakukan penegakan hukum saja. Namun pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengelola masyarakat.

“Kita juga ajak eks napiter untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga para pelajar di sekolah. Para penyintas ini lebih efektif kalau bicara soal perang Rusia vs Ukraina,” jelasnya.

Diketahui, data per September 2022 ada 212 narapidana terorisme yang ditahan. Terbagi 191 orang di Lapas Nusakambangan, dan 20 orang di luar Nusakambangan. Sementara jumlah eks napiter ada 230 orang. (Bud)

Ikuti Kami di Google News