Manusia hanyalah satu diantara miliaran spesies mahluk hidup yang ada di bumi. Satu-satunya yang membedakan manusia dari mahluk lainnya, hanya jika manusia memenuhi perannya dalam semesta kehidupan.
Lewat peran itulah manusia baru dapat berkembang menjadi lebih dari sekedar spesies. Sehingga, di lagu kebangsaan Indonesia Raya kita nyanyikan: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya. Karena segala sesuatu hanya akan eksis karena fungsinya… termasuk manusia, yang baru eksis kalau baik jiwa maupun badannya tumbuh kembang dengan baik.
Akan tetapi secara empiris, alih-alih menggali dan merefleksi diri guna menemukan satu peran uniknya sebagian besar anak muda cenderung mematut diri baik sengaja atau tanpa sadar agar menyerupai peer groupnya. Padahal, penduduk usia muda kini menempati prosentase terbesar populasi Indonesia (Sensus Penduduk 2020 yang dirilis BPS, Generasi Z 27,94 persen dan Generasi Milenial 25,87 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 270,20 juta orang) yang berarti, lebih dari setengah penduduk Indonesia sekarang ini adalah anak muda. Dan itu berarti, masa depan Indonesia bergantung pada kualitas mereka.
Kondisi itulah yang mendorong kami sehingga mengangkat tema diskusi: Seberapa Penting Mengajarkan Social Emotional Learning (SEL) pada siswi-siswi sekolah, yang khabarnya telah diajarkan di Eropa dan terutama di Amerika Serikat? Apa sebenarnya Social Emotional Learning itu? Benarkah dalam Social Emotional Learning para siswa belajar untuk mengelola emosi dan perilaku mereka sendiri, memiliki empati, menunjukan perhatian pada orang lain, menyelesaikan masalah secara efektif, membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan menjaga hubungan yang sehat? Lalu, apa hambatannya, sehingga ajaran yang terdengar begitu bagus itu belum diajarkan di sekolah?
Radio Idola ingin mendiskusikannya di acara Panggung Civil Society.
Hari: Selasa.
Tanggal: 30 Agustus 2022.
Pukul: 09.00 – 11.00 WIB.
Tempat: Quest Prime Pemuda Semarang.
Narasumber:
1. Dr. Uswatun Hasanah, S.Pd, M.Pd. (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah).
2. Prof. Dian Ratna Sawitri, S.Psi, M.Si, Ph.D. (Dekan Fakultas Psikologi Undip).
3. Yuli Kurniawati Sugiyo Pranoto, S.Psi, M.A, D.Sc. (Lektor Kepala, Ketua Program Studi S2 FIP-Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Unnes).
GRATIS TERBATAS!
Pendaftaran melalui WA. 0811279260 atau Telp. 0246710808
