Semarang, Idola 92,6 FM – Tanaman sorgum yang dikembangkan di tiga kabupaten di Jawa Tengah seluas 120 hektare, akhir tahun nanti diperkirakan bisa menghasilkan seribu ton sorgum. Sorgum sebagai pangan alternatif itu, dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Supriyanto mengatakan tiga kabupaten yang ditunjuk untuk membudidayakan sorgum adalah Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo dan Cilacap dengan luasan berbeda-beda. Wilayah Wonogiri seluas 60 hektare ditanam sejak Juli 2022, Sukoharjo seluas 20 hektar dan Cilacap seluas 40 hektare. Pernyataan itu dikatakan saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.
Supriyanto menjelaskan, setiap hektare dari sorgum itu produktivitasnya bisa mencapai 8-9 ton. Sementara masa panen sorgum sekira tiga bulan, dan untuk di wilayah Jateng panennya sebelum akhir tahun.
Menurutnya, selama ini pertanian sorgum di Jateng masih dilakukan secara sporadis. Kondisi ini terjadi, karena sorgum belum familiar dan belum menemukan pasarnya.
“Di Jawa Tengah spot-spot ada, cuma bukan pembiayaan dari pemerintah. Swadaya masyarakat sendiri. Ada di Demak, Kabupaten Semarang juga ada, cuma berupa spot-spot karena mohon maaf kami pernah mengalami pada 2021 kerja sama dengan masyarakat pasarnya tidak ketemu. Petani kebingungan. Maka di tahun ini kami menyiapkan pascapanennya. Jadi setelah panen kita olah kayak beras gitu,” kata Supriyanto.
Lebih lanjut Supriyanto menjelaskan, pada tahun depan pihaknya mencoba meluaskan lahan pertanian sorgum tidak hanya di tiga kabupaten saja. Rencananya, akan ada penambahan 25 ribu hektare dan disebar di sejumlah wilayah.
“Kami juga fokus untuk membantu petani pada penanganan setelah panen. Sebab, sorgum selama ini hanya dikonsumsi pada kalangan terbatas saja, misalnya untuk penderita diabetes,” pungkasnya. (Bud)