Semarang, Idola 92.6 FM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional III Jawa Tengah-DIY menyatakan angka kredit macet atau “non performing loan” (NPL) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) provinsi itu lebih tinggi dibanding nasional.
“Untuk NPL BPR secara nasional hanya 6,53 persen,” kata Kepala Kantor Regional III Otoritas Jasa Keuangan Jateng-DIY Panca Hadi Suryatno di Semarang, Senin (29/8).
Dikatakannya, pada semester pertama tahun kemarin NPL sebesar 6,58 persen, menjadi 6,85 persen di 2016 pada periode yang sama.
Dengan adanya peningkatan NPL itu, dirinya mengingatkan kepada seluruh BPR di Jawa Tengah untuk segera menurunkan minimal di bawah 5 persen.
“Perlu ada perhatian di sini. Artinya, NPL BPR di Jawa Tengah lebih tinggi jika dibanding nasional,” ujar Panca Hadi.
Menurut Panca, sebenarnya tidak banyak BPR yang mengalami kesulitan menekan NPL. Namun demikian, semua BPR mau tidak mau harus ikut berperan di dalam penurunan NPL.
Panca menjelaskan, NPL di BPR lebih banyak berasal dari kredit produktif dibanding konsumtif. Sebab, untuk kredit konsumtif cenderung lebih aman karena menerapkan sistem potong gaji. (Budi A/Diaz A/Heri CS)