Situasi Ekonomi Masih Sulit, Pengusaha Minta Pekerja Tak Merengek Kenaikan Gaji Besar

Deddy Mulyadi
Deddy Mulyadi, Ketua Apindo Kota Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Apindo Kota Semarang masuk Agustus 2022 ini sudah mulai berhitung, soal angka kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) 2023 mendatang. Sementara, saat ini situasi ekonomi juga masih sulit dan belum bisa diprediksi.

Ketua Apindo Kota Semarang Deddy Mulyadi mengatakan di tengah situasi ekonomi yang masih sulit dan tidak menentu, sebentar lagi dihadapkan dengan penghitungan UMK 2023 pada November 2022. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Hotel Tentrem, kemarin.

Deddy menjelaskan, ancaman resesi global yang sudah mulai dirasakan para pengusaha itu membuat seluruh anggota Apindo Kota Semarang memikirkan strategi baru. Terutama, tetap menyelamatkan usahanya dan tidak melakukan PHK pekerja.

Menurutnya, untuk bisa mencapai kata sepakat terkait UMK 2023 mendatang memang diperlukan komunikasi bersama para pekerja. Tujuannya, agar jika UMK memang naik tetapi kenaikannya tidak terlalu tinggi dan memberatkan pengusaha.

“Seharusnya kondisi gini masih bisa dikomunikasikan, kita harap kepada teman-teman pekerja. Harus mengerti juga, jangan sampai nanti terlalu ribut-ribut begitu ya. Kita berusaha supaya kondusif, kita bicara secara lembutlah dengan teman-teman pekerja,” kata Deddy.

Lebih lanjut Deddy menjelaskan, saat ini sejumlah pengusaha termasuk dirinya sedang mengatur strategi baru untuk tetap menggerakkan roda perusahaan. Namun, tidak melakukan pengurangan pekerja hanya pengurangan jam kerja saja.

“Jam kerja kita kurangi, tidak ada lembur. Yang penting jangan sampai ada PHK,” jelasnya.

Deddy menyebutkan, Apindo Kota Semarang sejak dua bulan terakhir ini sudah mencium gelagat resesi global. Salah satu gelagat yang dirasakannya, pesanan dari luar negeri mengalami pengurangan hingga 20 persen.

Guna tetap berproduksi, pengusaha menerima limpahan pabrikan lain atau mengerjakan pesanan dari merek lokal. (Bud)

Ikuti Kami di Google News