Semarang, Idola 92,6 FM – Apindo Kota Semarang mencium gelagat resesi global sejak dua bulan terakhir ini, dengan dirasakannya pesanan dari luar negeri mengalami pengurangan hingga 20 persen. Sehingga, untuk tetap berproduksi itu pengusaha menerima limpahan pabrikan lain atau mengerjakan pesanan dari merek lokal.
Ketua Apindo Kota Semarang Deddy Mulyadi mengatakan order garmen dari luar negeri mulai mengalami penurunan kurang lebih 20 persen, khususnya permintaan dari pasar Eropa dan Amerika Serikat. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Hotel Tentrem, Rabu (4/8).
Menurutnya, kekhawatiran terbesar pengusaha selain lesunya permintaan dari luar negeri juga menurunnya daya beli masyarakat.
Deddy menjelaskan, ancaman resesi global yang ada di depan mata memang sudah terbaca para pengusaha di dalam negeri. Sebagai pengusaha, tentu yang bisa dilakukan adalah mengikuti arus dan tetap mengusahakan roda perekonomian masih berputar.
“Kita mempunyai caralah, kadang-kadang juga kerja lokal pun kita kerjakan supaya ekonomi menggeliat. Jangan sampai di pabrik itu ada jam kerja berkurang atau line kosong, dikhawatirkan mental pekerja jatuh jangan-jangan terjadi PHK,” kata Deddy.
Lebih lanjut Deddy menjelaskan, agar pekerja tidak khawatir terjadi gelombang PHK maka pesanan lokal tetap diterima dan dikerjakan. Meskipun, secara kuantitas jumlahnya tidak sebanyak pesanan dari luar negeri.
“Ada merek-merek lokal yang memang dia tidak punya pabrik, tapi dia punya bahan dan kita diminta mengerjakan,” pungkasnya. (Bud)