Industri Pengolahan Jadi Motor Penggerak Ekonomi di Jateng

Rahmat Dwisaputra
Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra (dua dari kiri) menjadi pembicara di Pusaka Jateng di Hotel Tentrem, Rabu (3/8).

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mencatat, industri pengolahan menjadi motor penggerak utama ekonomi di provinsi ini. Kemudian diikuti sektor pertanian, yang menggerakkan roda perekonomian.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pada saat ini, industri pengolahan adalah satu-satunya yang memberikan pengaruh terbesar dalam menggerakkan roda perekonomian. Pernyataan itu dikatakan di sela acara Pusaka Jateng di Hotel Tentrem, Rabu (3/8).

Rahmat menjelaskan, dengan tetap menjaga infrastruktur dan iklim investasi kondusif diharapkan bisa meningkatkan produktivitas industri pengolahan di Jateng. Sehingga, tetap menjadi motor penggerak ekonomi di provinsi ini. Selain itu, sektor pertanian juga diharapkan tetap menjadi tulang punggung ekonomi Jateng.

Menurutnya, pertanian di Jateng juga harus dijaga untuk menstabilkan laju inflasi. Terutama, untuk kelompok cabai-cabaian dan bawang merah. Sehingga, Jateng fokus untuk sektor pertanian.

“Karena masih ada dampak global dan terganggunya rantai pasok, harapannya daerah bisa mandiri. Sehingga, tema Pusaka Jateng ini kita sesuaikan yaitu Menuju Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari. Khusus untuk industri pengolahan kita masih kondusif, karena memang paling banyak menyerap tenaga kerja dan menggerakkan roda ekonomi,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, pada tahun ini masih optimistis jika perekonomian Jateng tetap tumbuh antara 4,6-5,4 persen namun lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Hal itu dirasakan wajar dan normal, karena perekonomian global juga direvisi mengalami penurunan.

“Saat ini stimulus yang diberikan pemerintah, BI dan otoritas masih terus berlanjut. Harapannya, mampu memberikan angin segar terhadap dunia usaha di Jateng,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaDinkes Jateng Bantu Jambanisasi di Desa Lebak Grobogan
Artikel selanjutnyaMemahami Potensi Gempa dan Tsunami di Cilacap bersama BMKG