Semarang, Idola 92.6 FM – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, buat sekelilingmu nyaman. Artinya, kalau memberi tugas ke jajarannya bukan bersifat mendikte atau menekan, namun pesannya tersampaikan.
Demikian prinsip yang dijadikan pedoman wali kota selama memimpin Kota Semarang dalam dua periode kepemimpinan yang masih berjalan ini. Hal itu diungkapkan wali kota dalam talkshow Panggung Civil Society dengan tema “Leaders Eat Last” yang diselenggarakan radio Idola Semarang, Selasa (19/07) pagi di Hotel @Home Semarang.
Hendi mencontohkan, ketika hendak meminta jajarannya melakukan gerakan kebersihan secara masif di kota, maka ia terlebih dahulu memberi pengertian kepada jajarannya tentang arti kebersihan bagi sebuah. Ia tidak langsung memberi perintah kepada jajarannya.
“Jadi, saya mencoba membuat tim (jajaran birokrasi Pemkot Semarang-Red) ini nyaman, dan happy. Happy itu artinya tidak ada sekat. Bahwa menjadi hendi dan dia itu adalah teman kerja,”kata Hendi.
Menurut Hendi, setelah nyaman dan happy, maka akan muncul sebuah ledakan atau lompatan kinerja yang luar biasa, ketimbang dengan mereka yang berkerja dengan tidak bahagia.
“Saya mencoba menciptakan itu. Jadi, ada sebuah semangat, kebahagiaan, dan kenyamanan datang ke kantor untuk melayani masyarakat. Waktunya kan, setengah delapan sampai setengah empat. Tapi,kadang-kadang, dengan kita mampu ajdi teman kerja yang happy, mereka bisa lebih dari jam setengah 4. Pokoknya hari ini kerjaanya rampung. Bisa jam lima, jam enam, hingga jam tujuh malam baru selesai, itu sudah biasa,” tutur Hendi.
“Paidomu, Semangatku”
Sementara itu, terhadap masyarakat, dalam kepemimpinannya selama ini, Hendi menempatkan kritik masyarakat sebagai bagian dari kritik yang membangun. Ia bukan pemimpin yang anti kritik.
“Paidomu, semangatku! Jadi, masyarakat ndak puas, bukan barang yang eksklusif. Ya, memang masyarakat pasti tidak puas dengan pemerintah. Tinggal bagaimana kemudian, kritikan itu bisa jadi sebuah kebijakan untuk diselesaikan,” ujar Hendi.
Kedua, mengajak masyarakat untuk mulai mencintai dan bangga dengan Kota Semarang. Menurutnya, hal ini bukan perkara yang mudah dan terus melakukannya sejak 2012.
“Dan, yang paling penting adalah kita ini harus bersyukur tinggal di Semarang. Minimal, kita menghirup oksigen tidak kena pajak. Keluarga, tinggal di Semarang, bisa sekolah, situasi kondusif. Hari ini kita bisa bekerja bisa sekolah, bsia berinteraksi dengan baik, aman dan kondusif. Syukurilah. Itulah yang membuat kita cinta dan bangga dengan kota Semarang,” tandas Hendi. (tim/her)