Semarang, Idola 92,6 FM – BKKBN Jawa Tengah siap membantu pemprov, dalam upaya pencapaian target menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2023 mendatang. Dalam upaya pencapaian target itu, dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng dan 576 kecamatan serta 8.562 desa/kelurahan.
Kepala BKKBN Perwakilan Jateng Widwiono mengatakan saat ini angka stunting di Jateng, berada pada angka 20,9 persen atau sekira 540 ribu anak terhambat tumbuh kembangnya. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantor gubernur, baru-baru ini.
Widwiono menjelaskan, bersama Pemprov Jateng itu pihaknya juga membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 27.931 orang. Nantinya akan melakukan pendataan, hingga pemberian makanan tambahan.
Menurutnya, BKKBN Jateng juga melakukan pendataan ibu hamil untuk pencegahan.
“Potensi pencegahan yang terbaik itu, seribu HPK, hari pertama kehidupan. Mulai dari dalam kandungan, sampai berumur dua tahun. Alangkah baiknya kalau kita cegah dari hulunya, yaitu mulai dari calon pengantinnya. Jadi kita tidak hanya bermain di seribu HPK, tapi kita bermain dimulai calon pengantin. Karena calon pengantin remaja putri menurut data itu anemis. Sebab, anemis ini faktor utama penyebab stunting,” kata Widwiano, Selasa (1/7).
Lebih lanjut Widwiono menjelaskan, dari data yang ada menyebutkan jika terdapat 271 ribu calon pengantin dan sekitar 551 ribu ibu hamil.
“Secara teori, ibu hamil mengalami masalah selama dua tahun terakhir. Sebanyak 20 persennya itu mengalami masalah kesehatan, dan sebanyak 70 persennya itu anemia. Sehingga, hal itu yang menyebabkan stunting,” pungkasnya. (Bud)