Bali, Idola 92.6 FM – Sekelompok anak muda di Buleleng Bali membentuk kelompok petani “Petani Muda Keren Gobleg”. Kelompok petani ini memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk mengontrol dan merawat tanaman dari jarak jauh. Hasilnya, bisa memangkas waktu yang dibutuhkan untuk merawat tanaman sayur mayur tersebut.
Hal ini disampaikan Gede Suardita Ketua kelompok petani “Petani Muda Keren Gobleg” di Dusun Asah Gobleg Kecamatan Banjar Buleleng Bali kepada radio Idola, pagi (11/07) tadi.
“Biasanya untuk menyiram lahan 1 hektar butuh waktu 2 hari, tapi setelah pakai IoT hanya butuh waktu 15 menit,”tutur Suardita pemuda asli kelahiran Dusun Asah Gobleg ini.
Jaringan internet di kebun dan sistemnya membuat petani bisa mengontrol dan merawat kebunnya dari jarak jauh. Tidak hanya itu, petani juga hemat biaya dan waktu selama menggunakan aplikasi IoT ini. Aplikasi teknologi ini diyakini tak mengubah kebiasaan gotong royong pengolahan lahan saat memulai musim tanam di tiap kebun anggotanya.
Aksi yang dilakukan oleh “Petani Muda Keren Gobleg” mengundang petani-petani muda dari bumi nusantara menimba ilmu di desa ini. Desa tertinggi di pulau Bali itu, juga ditunjuk oleh kementerian pertanian menjadi pusat pelatihan pertanian swadaya. Menurut Suardita, beberapa tempat sudah mengadopsi sistemnya. ”Beberapa tempat seperti di Kaltim, Lombok, Sulawesi sudah mengikutinya. Beberapa balai-balai pertanian juga sudah mengadopsinya,”jelas Suardita.
Lalu apa hambatan dan cita-cita Suardita dalam memajukan dunia pertanian di negeri ini?
Selengkapnya berikut wawancara radio Idola Semarang bersama Ketua kelompok petani “Petani Muda Keren Gobleg” Kecamatan Banjar Buleleng Bali, Gede Suardita. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: