Semarang, Idola 92,6 FM – Dafam Hotel Management (DHM) siap bermetamorfosa dalam menghadapi perubahan zaman, terlebih lagi di situasi pandemi yang belum mereda. Setiap strategi pengembangan pasar harus disinergikan, untuk bisa tumbuh bangkit dan berkembang.
CEO DHM Andhy Irawan mengatakan dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, industri perhotelan digempur dengan pandemi COVID-19. Tidak hanya membuat pasar perhotelan lesu, tetapi juga tidak sedikit hotel tutup karena tidak mampu bertahan di situasi pandemi. Pernyataan itu dikatakan di sela peringatan HUT ke-12 DHM di Semarang, Kamis (7/7).
Andhy menjelaskan, perjalanan selama 12 tahun di dunia perhotelan tidak mudah dilalui DHM. Bahkan, pukulan telak pandemi tidak mungkin dielakkan.
Menurutnya, kondisi tersebut harus bisa diterima semua pihak dan mampu beradaptasi untuk menghadapi perubahan dan tantangan zaman.
“Perjalanan ini yang tentunya tidak mudah dilewati, apalagi 2-3 tahun ke belakang kita semua mengalami dari dampak pandemi COVID-19. Sehingga, di tahun ke-12 ini DHM bermetamorfosa untuk lebih bangkit dan beradaptasi dengan kondisi saat ini yang dengan ketidakpastian. Serta harus tumbuh berkembang agar ke depannya lebih baik lagi,” kata Andhy.
Lebih lanjut Andhy menjelaskan, DHM pada tahun ini sudah mengoperasikan 25 hotel di seluruh Indonesia. Saat ini masih ada 10 proyek hotel baru, yang akan dikerjakan dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan. Termasuk, fokus untuk memerbanyak tiga brand unggulan DHM. Yakni Dafam Express, Hotel Dafam dan Grand Dafam.
“DHM akan melakukan re-branding Meotel Jember by Dafam menjadi Hotel Dafam Fortuna Jember pada bulan Agustus 2022, tujuannya memberikan ‘value to the market’. Kami upgrade dari semula ‘economic scale‘ menjadi ‘midscale‘,” pungkasnya. (Bud)