IdolaFM, Semarang – Menekan angka golput atau orang yang tak menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan pemilu kada serentak 9 Desember 2015 mendatang menjadi salah satu tantangan bagi KPU Kota Semarang. Data dari KPU Kota Semarang, pada pemilihan umum wali kota (Pilwakot) Semarang pada tahun 2010 lalu, jumlah partisipasi pemilih hanya 60 persen. Artinya sebanyak 40 persen masyarakat masih belum memberikan hak pilihnya.
Terkait hal itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi meminta KPU Kota Semarang segera mensosialisasikan tahapan-tahapan agenda kegiatan Pilwakot agar masyarakat dapat mengetahui tahapan-tahapannya. Menurutnya, KPU masih memiliki waktu untuk mempersiapkannya. Ia berharap, ada terobosan-terobosan baru dalam proses sosialisasi oleh KPU sehingga masyarakat paham dan tertarik mengikuti setiap tahapan yang ada.
Supriyadi mengatakan, untuk lebih memaksimalkan proses sosialisasi, sinergi antara Pemerintah Kota Semarang dengan KPU Kota Semarang mesti dilakukan. Selaijn itu, juga peran para kandidat bakal calon wali kota dan wakil wali kota untuk bersosialisasi diri kepada masyarakat.
“Disamping meningkatkan popularitas dari masing-masing kandidat, secara tidak langsung turut membantu KPU dalam proses pemberitahuan terkait tahapan Pilwakot kepada masyarakat,” kata politisi PDI Perjuangan ini kepada Idola FM akhir pekan lalu.
Ketua KPU Kota Semarang Henry Wahyono menyampaikan, saat ini KPU Kota semarang terus berupaya secara intensif untuk menciptakan formula informasi kepada msyarakat terkait tahapan-tahapan Pilwakot Semarang. Beberapa hal itu antara lain, pihaknya akan mencetak flayer atau pamflet sosialisasi dan menggandeng dengan beberapa seperti media massa maupun LSM untuk terus memberi pemahaman kepada masyarakat.
Henry menambahkan, beberapa wilayah di Kota Semarang yang tingkat partisipasinya masih rendah yakni Semarang wilayah tengah, dan paling tinggi di Kota Semarang wilayah pinggiran. Hal ini menjadi PR bagi KPU untuk terus memberi pemahaman kepada masyarakat sehingga sosialiasasi yang dilakukan oleh KPU mampu menjangkau ke semua lapisan masyarakat.
“Kami menargetkan tingkat partisipasi masyarakat yang mengikuti Pilwakot nanti lebih besar daripada tahun 2010 atau melebihi 60 persen dari total pemilih,” ujar Henry saat diwawancara Idola FM.
Golput dalam sebuah pelaksanaan pesta demokrasi merupakan sebuah keniscayaan karena merupakan hak warga. Namun, tidak berarti tingkat partisipasi pemilih yang masih rendah tidak bisa ditekan oleh KPU Kota Semarang, sebagai penyelenggara pemilu kada. Yang tak kalah penting diperhatikan KPU, minimnya informasi dan pemahaman pemilu terhadap pemilih pemula juga menjadi tantangan ke depan. (ArifNugroho/HeriCS)