Surabaya, Idola 92.6 FM – Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 lalu mengakibatkan lebih dari 40 orang meninggal dunia dan ribuan orang mengungsi. Material Vulkanik menutup sebagian wilayah di sekitar Semeru bahkan hingga memutus Jembatan Gladak Perak yang merupakan akses utama penghubung antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Banyaknya korban meninggal dunia membuat kita bertanya-tanya, apa sesungguhnya yang terjadi dengan Gunung Semeru? Apakah erupsi ini merupakan akumulasi dari erupsi hari-hari sebelumnya?
Sebagai informasi, erupsi merupakan proses alami yang berkaitan dengan proses endogenik dan disebabkan oleh ketidakstabilan dapur magma. Rekaman aktivitas seismik Gunung Semeru saat itu diketahui tidak menunjukkan adanya gempa karena erupsi yang besar. Tetapi terekam data seismisitas akibat aktivitas guguran yang meningkat tajam dan gempa erupsi intensitas kecil.
Lalu mungkinkan erupsi serupa terjadi dalam waktu dekat? Atau bagaimana kita bisa mengetahuinya agar mitigasi bencana bisa dilakukan sedini mungkin?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Pakar Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, M Haris Miftakhul Fajar Meng. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: