Semarang, Idola 92,6 FM – HKTI meminta Kementerian Pertanian membuat pola dan peta, terkait pemasaran bawang merah di dalam negeri. Tujuannya, agar petani bawang merah tidak merugi saat panen raya.
Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan harga bawang merah di pasaran, saat ini memang sedang jatuh dan petani banyak merugi. Pernyataan itu dikatakannya usai berdialog dengan petani di Desa Wonolopo di Kecamatan Mijen Kota Semarang, Kamis (18/11).
Menurutnya, harga bawang merah saat ini hanya Rp9 ribu per kilogram dan jauh di bawah harga psikologis pasar. Yakni minimal Rp12.500 per kilogramnya.
Moeldoko menjelaskan, harga bawang merah yang jatuh itu menjadi pukulan telak bagi para petani bawang merah karena tidak bisa menikmati keuntungan. Sehingga, perlu ada intervensi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk menyeimbangkan antara permintaan dengan penawaran.
“Ini juga sebuah persoalan. Sebenarnya pengalaman-pengalaman seperti ini harus dipecahkan melalui sebuah perhitungan, atau balancing bagaimana antara supply dan demand. Kementerian Pertanian Pertanian bisa membuat peta, seberapa banyak tahun ini petani yang menanam bawang contohnya dan kebutuhan nasional dari tahun ke tahun seperti apa. Sehingga, mestinya harus mencari balancing agar tidak ada panen berlebihan tapi konsumen seperti ini,” kata Moeldoko.
Lebih lanjut Moeldoko menjelaskan, data dari Kementerian Pertanian harus bisa sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Sehingga, intervensi pemerintah untuk mengarahkan kapan tanam dan kapan panen itu bisa diatur agar tidak bersamaan.
“Petani kita masih ikut-ikutan polanya, kalau musim ini tanam ini. Kalau ini sudah dipetakan, maka persoalan tahunan bisa diatasi,” tandasnya. (Bud)