Semarang, Idola 92,6 FM – Sejumlah kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di luar negeri dioptimalkan, untuk mencari calon investor potensial guna menanamkan modal di Jawa Tengah. Sehingga, seluruh perangkat yang dimiliki BI bisa membantu pemerintah daerah dalam menawarkan potensi kawasan industrinya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Pribadi Santoso mengatakan keberadaan dari kantor perwakilan yang ada di luar negeri, bisa dimanfaatkan untuk menjaring calon investor guna diarahkan berinvestasi di Indonesia khususnya di Jateng. Pernyataan itu dikatakannya saat ditemui di Central Java Investment Business Forum (CJIB) 2021, kemarin.
Pribadi menjelaskan, pihaknya selama ini sudah memiliki ekosistem untuk investor yang akan dibidik berdasarkan sektor investasi. Sebab, setiap negara dari calon investor itu memiliki ketertarikan yang berbeda-beda. Baik kawasan Eropa, Amerika maupun Asia.
Menurut Pribadi, untuk kawasan negara-negara Eropa lebih menyukai investasi green economy maupun pengolahan sampah jadi energi dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Sedangkan untuk Tiongkok, menyukai tenaga kerja yang murah.
“Bermaksud untuk mencari investor yang ready to over, dan juga bagaimana melakukan suaty investment promotion. Jadi, kita tidak hanya mencari yang akan mau tapi juga mengkomunikasikan dan melakukan pemetaan melalui business matching. Caranya bagaimana, di kami kan ada kantor perwakilan luar negeri. Ada di London, di New York, Singapura dan Beijing serta Tokyo. Itu yang tentunya bekerja sama dengan temen-temen di BKPM serta kedutaan besar setempat mencari investor-investor potensial dan sektor-sektor yang diminati,” kata Pribadi.
Lebih lanjut Pribadi menjelaskan, dalam memerkuat promosi investasi dan hubungan investor maka pihaknya terus melakukan dorongan berbagai stakeholder agar mampu merealisasikan investasinya. Termasuk, memerluas market research kepeminatan investor yang akan masuk ke Jateng.
“Industri pengolahan merupakan sektor, yang memiliki pangsa terbesar terhadap perekonomian di Jawa Tengah. Ada makanan dan minuman, pengolahan tembakau dan industri kayu serta industri kertas dan furnitur,” pungkasnya. (Bud)