Semarang, Idola 92,6 FM – Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, pada Oktober 2021 karena sumbangan kenaikan harga cabai merah. BPS Jateng mencatat, enam kota yang dilakukan survei semuanya mengalami inflasi.
Pelaksana tugas Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan Kota Tegal mengalami inflasi paling tinggi sebesar 0,45 persen, dan inflasi paling rendah adalah Kabupaten Kudus sebesar 0,14 persen. Pernyataan itu dikatakannya secara virtual melalui kanan YouTube BPS Jateng, Senin (1/11).
Sentot menjelaskan, penyebab inflasi di Jateng adalah sektor kelompok makanan dan minuman serta tembakau. Yakni disumbang dari kelompok cabai merah dan cabai rawit. Kenaikan harga cabai merah, memberi kontribusi sebesar 0,08 persen dan disusul kenaikan harga minyak goreng yang menyumbang 0,05 persen.
Menurutnya, saat ini mulai terasa terjadi kelangkaan cabai merah karena sedang memasuki musim tanam.
“Yang paling menonjol itu adalah harga cabai merah, terjadi kelangkaan pasokan karena memang musimnya adalah musim tanam cabai. Kelompok kedua yang menyumbang cukup besar adalah sektor transportasi, yang kita catat paling tinggi adalah karena kenaikan harga dari tiket pesawat udara. Penyumbang ketiga adalah kelompok perumahan, air, listrik dan gas serta bahan bakar rumah tangga,” kata Sentot.
Lebih lanjut Sentot menjelaskan, meski terjadi inflasi akibat kenaikan harga komoditas kelompok pangan tetapi ada juga yang meredam laju inflasi di Jateng. Yakni harga telur ayam ras yang masih mengalami penurunan, penurunan harga mobil dan emas perhiasan.
“Kalau kita lihat inflasi tahun ke tahun mencapai 1,35 persen, dan masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah daerah. Yakni, kurang lebih dua persen,” pungkasnya. (Bud)