Semarang, Idola 92,6 FM – Orang selama ini hanya mengenal bunga mawar sebagai bunga tabur di makam, atau dijadikan sebagai wewangian saat terapi kecantikan. Tetapi siapa sangka, warga Bandungan ini mengubah bunga mawar menjadi selai makanan yang kaya manfaat bagi tubuh.
Widi Artanti, seorang anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang mengaku prihatin karena banyak bunga mawar yang terbuang percuma karena tidak laku terjual. Hal itu dikatakannya saat ditemui di sebuah acara pameran di PRPP, belum lama ini.
Widi menjelaskan, karena kondisi tersebut dirinya tergerak membantu para petani bunga mawar di daerahnya. Sehingga, memberikan nilai lebih dari bunga mawar selain hanya dijadikan bunga tabur di makam atau pelengkap di salon kecantikan.
Menurutnya, petani bisa mendapatkan nilai tambah dari pengolahan bunga mawar saat dipanen. Sehingga, tidak hanya menggantungkan pada musim-musim tertentu saja.
“Ketika musim-musim tertentu saja, bunga mawar ini laku di bulan Lebaran gitu. Tapi di luar itu di luar malam Jumat kliwon atau terkait dengan budaya harganya rendah. Kadang kita lihat banyak yang enggak laku karena demand-nya sedikit, terus bunga itu dibuang. Kalau pas lagi laku sebakul (mawar) bisa dijual Rp300 ribu, tapi kalau tidak laku ya paling hanya Rp10 ribu. Jadi, tergantung pasar gitu kebutuhannya,” kata Widi.
Lebih lanjut Widi menjelaskan, selai mawar kaya akan vitamin C dan antioksidan. Sehingga, sangat cocok dikonsumsi di masa pandemi sekarang ini.
“Selai mawar ini cocok dioleskan ke roti, atau bisa juga dimakan langsung. Saat ini kita mengemas dalam kemasan 50 mililiter, dan kita jual Rp22 ribu dan paling besar Rp98 ribu untuk kemasan 330 mililiter,” pungkasnya. (Bud)