Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah mencatat, jumlah investor milenial selama masa pandemi COVID-19 mengalami kenaikan. Kebanyakan, mengincar saham consumer good, khususnya di sektor makanan.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Jateng Fanny Rifqi mengatakan selama masa pandemi COVID-19 berlangsung, tren pasar modal mengalami pertumbuhan dibanding sebelum terjadi pandemi. Baik untuk peningkatan jumlah investor baru, maupun nilai transaksi yang dicatat. Pernyataan itu dikatakannya saat menggelar webinar, belum lama ini.
Fanny menjelaskan, pada 2019 kemarin jumlah investor ada 110 ribu dan bertambah menjadi 177 ribu investor pada 2020. Sementara, di semester pertama 2021 naik menjadi 275 ribu investor.
Menurut Fanny, berdasarkan latar belakang usia penambahan investor itu didominasi anak muda atau kalangan milenial. Per Juli 2021 ada 116.641 investor berusia 18-25 tahun, kemudian disusul usia 26-30 tahun ada 61.997 investor dan usia 31-40 tahun ada 54.656 investor.
“Ya berkah pandemi mungkin ya, banyak masyarakat yang beralih dari sektor riil ke sektor keuangan. Nah, untuk usia ya di sini kita lihat investor Jawa Tengah berdasarkan usia sampai dengan Juli 2021 paling banyak adalah usia 18-25 tahun. Jadi anak muda banget. Jadi investor saat ini paling banyak anak muda, yang usianya itu antara 18-25 tahun dan yang di atas itu sedikit banget. Itu fenomena yang menarik. Jadi anak mudanya kenceng banget di sini,” kata Fanny.
Lebih lanjut Fanny menjelaskan, untuk nilai transaksi juga mengalami peningkatan dari 2019 di angka Rp5,476 triliun menjadi Rp20,951 triliun pada 2020. Sedangkan Kota Semarang tercatat paling tinggi nilai transaksi investasi sebesar Rp4,3 triliun per Juni 2021, dan disusul Kabupaten Kudus sebesar Rp693 miliar.
“Kami selama masa pandemi, memang gencar melakukan edukasi dan sosialisasi secara online kepada masyarakat. Khususnya, mereka yang memang banyak berada di rumah karena work from home,” pungkasnya. (Bud)