Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah tidak pernah bosan, mengkampanyekan Jo Kawin Bocah hingga ke pelosok daerah. Termasuk, mengupayakan tidak ada peningkatan angka putus sekolah karena pembelajaran secara daring selama masa pandemi.
Wagub Taj Yasin Maimoen mengatakan daerah-daerah dengan budaya nikah dini, harus diberikan edukasi dan pendekatan secara masif untuk mengurangi praktik nikah dini. Pernyataan itu dikatakannya saat melakukan peninjauan ke sejumlah daerah, termasuk ke SMAN 1 Petungkriyono Kabupaten Pekalongan, baru-baru ini.
Gus Yasin menjelaskan, informasi dari pihak desa maupun sekolah menyebutkan jika ada banyak pelajar perempuan sudah dilamar. Bahkan, di SMAN 1 Petungkriyono ada tiga siswa telah bertunangan.
Menurut Gus Yasin, di Desa Petungkriyono menikah dini merupakan bagian dari budaya setempat. Sebab, 80 persen orang tua siswa tidak mempunyai pendidikan memadai.
“Dan kita dorong supaya apa, angka putus sekolah itu tidak ada. Yang mengkhawatirkan lagi, selain putus sekolah nanti akan ada yang perempuan nikah dini. Dan itu juga berbahaya. Kita lagi kampanye untuk jo kawin bocah. Kita dorong itu,” kata Gus Yasin.
Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, daerah-daerah terpencil dan pinggiran yang masih kental dengan budaya nikah dini harus dilakukan pendekatan secara persuasif. Meskipun saat ini masa pandemi dan sekolah dilakukan pembelajaran jarak jauh, namun jangan sampai meningkatkan kasus nikah dini pada pelajar.
“Pernikahan dini memang perlu diperhatikan khusus, dan masyarakat harus dibangun kesadarannya. Pemerintah telah berupaya tidak ada siswa yang putus sekolah, dengan alasan menikah dini,” pungkasnya. (Bud)