Semarang, Idola 92.6 FM – Selama Pandemi Covid-19, mengubah perilaku masyarakat. Termasuk dalam hal belajar (kuliah). Kalau biasanya belajar secara tatap muka, maka selama pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), belajar juga dilakukan secara virtual. Ternyata kuliah secara virtual membuat pusing banyak mahasiswa. Selain kebutuhan biaya untuk membeli paket data dan pulsa, terkadang kendala jaringan berujung pada buyarnya konsentrasi dan transfer keilmuan yang didapatkan.
Situasi ini bisa memicu persoalan yang berujung beban batin mahasiswa. Hal inilah yang membuat kelima mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu berkerja sama membuat aplikasi pendeteksi stres. Mereka pun mengungkapkan, dari suara seseorang akan bisa dibaca tingkat tekanan kejiwaan seseorang.
Tim tersebut terdiri dari: Zulfida Rahma Cahyani (Mahasiswi Program Studi Keperawatan), Adam Sukma Darmawan (Teknik Informatika), Nur Suci Nilamsari (Keperawatan), Aji Darmawan (Ilmu Ekonomi), dan Albi Boykhair (Ilmu Ekonomi).
Suara yang terlebih dulu direkam melalui gawai dan sejenisnya itu, nantinya diolah untuk mengetahui kondisi tekanan mental seseorang. Deteksi suara ini diharapkan menjadi terobosan baru dalam sistem peringatan dini stres yang mudah dijangkau, efisien, dan menarik. Proses pembuatan alat deteksi stres juga sudah melalui beberapa tahapan. Aplikasi deteksi ini memakai sistem algoritma untuk membaca kondisi mental dan kejiwaan seseorang.
Lalu, apa yang terbersit di benak para mahasiswa Undip ini hingga perlu mendeteksi stres? Untuk mengenal inovasi aplikasi pendeteksi stres via suara dan bagaimana mekanisme kerjanya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Zulfida Rahma Cahyani, Mahasiswi Program Studi Keperawatan Universitas Diponegoro Semarang. (yes/ her)
Dengarkan podcast wawancaranya: