Bagaimana Antipasi Skenario Terburuk Kala Kasus Covid-19 terus Bertambah?

Skenario Terburuk

Semarang, Idola 92.6 FM – Situasi Covid-19 saat ini, membuat Indonesia disebut-sebut sebagai episentrum baru Covid-19 setelah India. Indonesia mencatat rekor kasus harian dalam beberapa hari berturut-turut. Satgas Covid-19 pada Kamis lalu melaporkan, jumlah kasus terkonfirmasi positif bertambah 56.757 kasus. Angka ini adalah tertinggi sejak kasus Covid-19 perttama kali dilaporkan di Indonesia.

Di sisi lain, Lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan karena tak hanya terjadi di Pulau Jawa namun juga terjadi di luar Jawa.

Semakin banyaknya kasus ini berarti membawa konsekuensi yang harus kita hadapi. Di antaranya, akan ada lebih banyak pasien yang dirawat di rumah sakit, beban bagi tenaga kesehatan kian berat serta meningkatkan risiko kematian pasien.

Dan, terbukti, baru-baru ini, fasilitas kesehatan kita sudah berada pada fase kolaps secara fungsi alias functional collapse. Hal ini dikemukakan Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi. Menurut Adib, jumlah tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 saat ini semakin terbatas, ketersediaan alat kesehatan seperti oksigen juga menipis– yang kemudian hal itu berdampak pada perburukan gejala pada pasien.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan, kebutuhan oksigen saat ini mencapai 2.000 ton per hari. Ini artinya, angkanya melesat dibandingkan situasi normal atau saat kasus Covid-19 belum melonjak seperti sekarang, yakni hanya 400 ton per hari.

Lantas, ketika lonjakan kasus harian Covid-19 yang sangat tinggi…telah menempatkan Indonesia sebagai episentrum baru; maka, skenario terburuk apa yang bisa terjadi dan bagaimana mengantisipasinya ?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, kami nanti akan berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Dr. Tri Yunis Miko Wahyono (Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI)); dr. M. Adib Khumaidi (Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)); dan dr. Anung Sugihantono (Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Jateng). (her/yes/ao)

Dengarkan podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News