Semarang, Idola 92.6 FM – Hiruk pikuk para pemudik sudah berlalu. Jutaan pemudik bergerak dari kota-kota besar, dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke kampung-kampung dan daerah-daerah yang lebih miskin perekonomiannya. Bersama mereka juga mengalir uang dalam jumlah yang sangat besar. Estimasi kasarnya, 2 tahun lalu tak kurang dari Rp 90 triliun yang mengalir dari kota ke desa-desa seiring mengalirnya migrasi temporer para pemudik dari kota ke kampung halaman masing-masing.
Ya, fakta menunjukkan bahwa tradisi mudik memang menciptakan redistribusi ekonomi dari kota besar, khususnya Jakarta ke daerah-daerah. Pada gilirannya bisa menstimulasi aktivitas produktif masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam titik tertentu juga dapat meningkatkan ekonomi daerah dan mengurangi ketergantungan daerah kepada pusat.
Bagaimana di Jawa Tengah ? Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, saat ini belum banyak dana yang masuk ke daerah selama mudik di gunakan untuk hal hal yang bersifat produktif, karena itu perlu terus di tingkatkan. Lebih lengkap bagaimana pemerintah daerah memanfaatkan momentum mudik lebaran ini untuk meningkatkan perekonomian daerah, berikut perbincangan Nadia Ardiwinata bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Doni Asyhar)