Semarang, Idola 92,6 FM – Mantan Mas Klaten mencoba mengembangkan kain lurik, agar bisa diminati dan dipakai anak muda tanpa rasa malu. Salah satunya, dengan menggabungkan motif batik di setiap desain produknya menjadi fesyen mengagumkan.
Suji Pamungkas mencoba membuat kain lurik, tidak hanya sekadar dipakai sebagai baju adat saja. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.
Suji menjelaskan, selama ini kain lurik terkenal karena kainnya tebal dan kaku serta warna hanya dominan coklat tua. Dengan desain kekinian, dirinya berupaya mengubah tampilan lurik agar lebih enak dipakai dan sesuai perkembangan tren fesyen sekarang.
Menurut Suji, cara ini merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif untuk mengangkat potensi lokal sehingga memiliki nilai tinggi karena inovasi.
“Pengembangan selanjutnya mungkin desainnya lebih diperbanyak, terus ciri khasnya juga diperjelas. Ada gambar-gambar yang lebih umum. Sebulan itu targetnya 100 piece untuk jualan, itu di luar pesanan. Gambaran saya lurik itu dulu cuma buat jarik gendong atau buat pakaian adat nikahan. Gambaran saya anak muda ke mal berani pakai lurik karena sudah tren,” kata Suji.
Lebih lanjut Suji menjelaskan, pihaknya akan terus berinovasi dalam mengembangkan batik lurik miliknya. Sebab, saat ini minatnya cukup tinggi tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga ada pembeli dari luar negeri.
“Menurut saya potensi lurik bisa dikembangkan jauh lebih baik, bila dibandingkan sebagai kain lurik biasa,” pungkasnya. (Bud)