Pengungsi Banjir Pekalongan Usul Ada Penyekatan per Keluarga

Sejumlah pengungsi di aula kantor Kecamatan Pekalongan Barat
Gubernur Ganjar Pranowo berdialog dengan sejumlah pengungsi yang berada di aula kantor Kecamatan Pekalongan Barat, Rabu (17/2).

Semarang, Idola 92,6 FM – Bencana banjir yang terjadi di Kota Pekalongan sudah berlangsung hampir dua pekan, dan sejumlah warga masih tinggal di tempat pengungsian. Para pengungsi meminta, lokasi pengungsian ditata dan dipetak per keluarga guna mengantisipasi penularan COVID-19.

Salah satu warga pengungsi, Nanik mengaku senang jika tempat pengungsian ditata kembali dan diatur per keluarga. Sehingga, tidak terlihat kerumunan dan menghindarkan dari potensi penularan virus Korona.

Menurut Nanik, dirinya dan warga lain sudah berada di tempat pengungsian hampir dua pekan.

Nanik berharap, Pemkot Pekalongan melalui Dinas Kesehatan bisa melakukan antisipasi penularan COVID-19. Termasuk, menggelar pemeriksaan atau tes bebas COVID-19 bagi para pengungsi.

“Ya sebenarnya takut. Apalagi membawa anak kecil. Yang ada pemeriksaan biasa, seperti penyakit umum dan panas. Belum ada pemeriksaan Rapid atau swab di sini. Ya hampir 14 hari di pengungsian,” kata Nanik saat ditemui di pengungsian di aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat, Rabu (17/2).

Nanik juga meminta kepada pemerintah, juga memerhatikan konsumsi bagi para pengungsi. Terutama soal makanan bagi pengungsi agar lebih variatif, dan mengutamakan unsur kecukupan gizi.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengunjungi para pengungsi, sudah meminta Pemkot Pekalongan melakukan penataan. Apabila gedung yang digunakan sebagai tempat pengungsian sempit, sebagian bisa dipindah ke tempat lain.

Ganjar menjelaskan, apabila tempat pengungsian bisa ditata dan tidak terlihat berdesakan akan membuat para pengungsi nyaman. Termasuk, kebutuhan pengungsi berupa alas tidur juga diharapkan bisa terpenuhi.

“Mudah-mudahan mulai besok ya sudah bisa kita kerjakan, kita sekat-sekat. Sehingga, para pengungsi ini harapan kita punya satu ruang per keluarga. Kalau memang kurang, kita akan carikan tempat lain yang terdekat. Ada SD yang dekat sini. Sehingga, tempat pengungsian itu kita harapkan lebih longgar,” ujar Ganjar.

Ganjar lebih lanjut meminta kepada Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, untuk melakukan monitoring kesehatan para pengungsi. Sebab, musim hujan masih terjadi hingga akhir Februari 2021 dan potensi penyakit di musim hujan harus bisa diantisipasi. (Bud)

Ikuti Kami di Google News