Semarang, Idola 92,6 FM – Perasaan bahagia dan senang tidak bisa ditutupi Mbah Pariyem (75). Bahkan, air mata bahagia tak terasa menetes pelan menyusuri kerut di keriput pipinya. Warga Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran di Kabupaten Wonogiri itu akhirnya bisa menikmati listrik di rumahnya sendiri.
Kebahagiaan Mbah Pariyem bertambah berkali lipat, ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga datang ke rumahnya melihat proses penyambungan listrik gratis, Kamis 6 Agustus 2020.
Mbah Pariyem mengaku, dirinya yang tinggal seorang diri di rumah sederhanya itu selalu menggunakan lilin sebagai penerangan rumah saat malam hari. Selain dengan lilin, dirinya juga kadang menyalakan lampu tempel untuk menemaninya beraktivitas di malam hari.
“Sak derenge peteng. Riyin ngangge lilin nopo sentir. Sak nipi sampun padang. Sak derenge nggeh kulo disambungke listrik saking griya ponakan, tapi sak niki mboten. (Sebelumnya gelam. Dulu pakai lilin atau lampu tempel. Sekarang sudah terang. Sebelumnya saya juga disambungkan listrik dari rumah keponakan, tapi sekarang sudah tidak lagi),” kata Mbah Pariyem.
Bukan hanya Mbah Pariyem saja yang mendapat sambungan listrik, rumah Mbah Siwi (65) juga ikut menikmatinya.
Rumah Mbah Siwi tidak terlalu jauh dari rumah Mbah Pariyem, dan masuk kategori warga yang berhak mendapatkan sambungan listrik gratis dari pemerintah.
Mbah Siwi sekarang juga bisa menikmati listrik di malam hari, dan tidak lagi harus repot menyambung dari listrik di rumah tetangga.
“Pemasangane gratis, kulo mboten mbayar niku. Alhamdulillah angsal keringanan amargi kulo rondo. (Pemasangannya gratis, saya tidak perlu bayar. Alhamdulillah dapat keringanan karena saya janda),” ujar Mbah Siwi.
Menurut Mbah Siwi, dirinya hanya seorang buruh tani dan tidak mampu jika harus membayar bulanan untuk menjadi pelanggan PLN.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan program pemasangan listrik gratis merupakan upaya pemerintah, dan ditujukan kepada daerah-daerah terpencil atau pelosok dengan sasaran masyarakat kurang mampu. Setidaknya ada 34 ribuan warga di Jateng yang menerima bantuan pemasangan listrik gratis, dan akan terus diselesaikan sampai dengan 2023 mendatang.
“Masih banyak warga kurang mampu yang belum terjangkau program pemasangan listrik gratis, dan terus kita kejar sampai 2023. Mudah-mudahan bisa segera selesai, agar masyarakat semuanya menerima manfaat dari penerangan listrik gratis ini,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dengan pemasangan listrik gratis juga bisa mendorong desa-desa terpencil menggeliat dari sisi perekonomiannya.
“Harapannya, kehidupan masyarakat yang menyangkut ekonomi semakin baik,” jelasnya.
Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menambahkan, program pemasangan listrik gratis juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga, program tersebut tidak sekadar membuat rumah-rumah warga menjadi terang.
“Jadi, tujuannya untuk menggenjot produktivitas warga miskin agar kesejahteraannya meningkat. Anggaran dari pemasangan listrik gratis ini menggunakan APBD Pemprov Jateng tahun 2020,” ujar Sujarwanto.
Terpisah General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng-DIY Feby Joko menyebutkan, dalam rangka mengaliri listrik ke sejumlah wilayah di dua provinsi ini pihaknya terus berupaya optimal dan maksimal. Salah satu upaya untuk membantu masyarakat mendapatkan energi listrik dari PLN, yakni melalui kegiatan PLN Virtual Charity Run and Ride pada pada Oktober-Novermber 2020 kemarin. Tema yang diangkat adalah “Energimu Cahaya Bagiku”
Menurut Feby, melalui kegiatan Charity Ride and Run itu mampu memberikan sambungan listrik kepada masyarakat kurang mampu sebanyak 546 pelanggan baru.
“Di Magelang ada 348 sambungan pelanggan baru, di Salatiga ada 180 sambungan pelanggan baru dan di Tegal ada 18 sambungan baru. Dari kegiatan Charity Ride and Run itu, kami mampu mengumpulkan Rp394 juta donasi dari para peserta yang kemudian kami konversikan menjadi energi listrik bagi masyarakat kurang mampu,” ucap Feby.
Feby lebih lanjut menyebutkan, di dalam memberikan pelayanan ketenagalistrikan kepada masyarakat kurang mampu di wilayah Jateng-DIY bukan perkara mudah. Sebab, selain kondisi geografis yang memang cukup sulit juga karena permukiman warga miskin menyebar hingga masuk pelosok hutan atau wilayah perkebunan.
“Kendalanya itu akses untuk mengalirkan listrik ke rumah warga miskin. PLN cukup kesulitan untuk menarik jaringan, jika permukiman warga itu berada di tengah hutan misalnya. Namun, kita tetap berupaya untuk terus menyambungkan listrik ke seluruh masyarakat,” jelasnya.
Feby berharap, melalui kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota di Jateng-DIY ini akan mampu menyalurkan listrik seluruh wilayah. Misalnya, dengan memaksimalkan program Corporate Social Responsibility (CSR) milk PLN maupun pemerintah daerah dan swasta.
“Bagaimana pun juga, masyarakat prasejahtera ini kan merupakan tanggung jawab kita semua,” ucapnya.
Diketahui, saat ini jumlah pelanggan PLN UID Jateng-DIY ada kurang lebih 12 jutaan pelanggan. Sedangkan rasio elektrifikasi PLN per Desember 2020 di kedua provinsi hampir 100 persen atau 98,94 persen. (bud)