Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah akan menyiapkan dukungan logistik, dalam rangka pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di tingkat desa/kelurahan. Yakni, dengan penambahan dan pelatihan tenaga tracer di level puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya akan memberikan pembekalan tentang tata cara tracing, dan memasukkan dalam sistem aplikasi. Serta, pihaknya memberikan pembekalan tentang mencegah kepada tenaga tracer agar tidak terinfeksi.
Yulianto menjelaskan, pihaknya juga di dalam penambahan jumlah tracer di tingkat puskesmas memberikan pembekalan tentang logistik Antigen dan alat pelindung diri (APD). Sehingga, pelaksanaan PPKM mikro di tingkat desa/kelurahan diharapkan bisa berhasil.
“Penambahan tracernya. Jadi kalau puskesmas jumlah tracernya itu tentunya untuk mengcover semua desa/kelurahan. Apalagi semua RW, itu tentunya tidak cukup. Makanya harus dibantu. Yang bantu itu bisa Babinsa atau Bhabinkamtibmas ditambah satgas-satgas Jogo Tonggo. Ini semuanya harus membantu,” kata Yulianto, Selasa (9/2).
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, dalam mendukung pelaksanaan PPKM skala mikro di tingkat desa/kelurahan itu pihaknya juga telah memetakan beberapa daerah dengan tingkatan risiko kerawanan.
Menurut Ganjar, ada lima kabupaten/kota dengan risiko tinggi dan 30 daerah risiko sedang. Sedangkan 25 kecamatan dengan risiko tinggi, dan 158 desa/kelurahan berisiko tinggi.
“Maka kemarin kita mulai data dan deteksi daerah-daerah atau desa-desa dengan klasifikasi yang merah atau orange dan kuning serta sebagainya. Maka dari itu, kita menyiapkan tindakan-tindakan yang sifatnya lebih teknis,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, untuk wilayah dengan risiko tinggi atau zona merah harus meningkatkan upaya tracing dan pengetesan warganya. Dalam pelaksanaan PPKM skala mikro itu, gerakan Jogo Tonggo harus terus dimaksimalkan. (Bud)