Refleksi 2020 dan Tantangan 2021: Pendidikan di Tengah Pandemi

Never Stop Learning

Semarang, Idola 92.6 FM – Pandemi Covid-19 bagi Indonesia—berdampak bagi seluruh bidang kehidupan. Salah satunya pada bidang Pendidikan. Di balik lorong gelapnya, Pandemi menyingkap satu sisi gelap kesiapan kita atas praktik pendidikan di Abad-21 yang salah satunya ditandai dengan digitalisasi. Bisa dikatakan—kita masih belum beradaptasi dengan digitalisasi metode pembelajaran.

Pandemi mengubah segalanya–termasuk pola pembelajaran di ruang kelas. Pola belajar yang sebelumnya digelar tatap muka kini berubah menjadi school from home atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pandemi membuat peradaban kita dipaksa melompat ke era digitalisasi.

Sehingga, pandemi sekaligus menyingkap betapa masih karut marutnya sistem pembelajaran jarak jauh berbasis daring. Hal itu dipicu masih minimnya kapasitas guru dan belum meratanya akses dan sarana prasarana penunjang pendidikan berbasis daring.

Pendidikan di Tengah Pandemi
School From Home. (Ilustrasi)

Di sisi lain, sejumlah kalangan khawatir Pandemi ini akan memengaruhi kualitas generasi mendatang. Dalam dokumen Janji Pendidikan di Indonesia, Bank Dunia memprediksi bahwa skor PISA Indonesia di tahun 2021 akan jauh lebih buruk dari tahun 2018 akibat adanya pandemi Covid-19.

Ini tentu saja sangat mengkawatirkan mengingat kita ke depan akan menyongsong usia emas Indonesia atau Indonesia Maju pada tahun 2045. Di mana salah satu prasyaratnya adalah SDM unggul.

Lantas, merefleksi Dunia Pendidikan di tengah Pandemi–jika Pandemi membuat peradaban kita seolah dipaksa melompat ke era digitalisasi maka, terobosan apa yang mesti kita lakukan? Mengantisipasi post-pandemi, bagaimana akselerasi yang mesti dilakukan? Menatap tahun baru 2021 apa “Catatan penting” yang harus kita jadikan pembelajaran—mengingat tantangan pendidikan di Abad-21 semakin berat?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Mohammad Abduh Zein (Praktisi Pendidikan dari Universitas Paramadina, Jakarta); Cecep Darmawan (Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia dan Sekretaris II Persatuan Guru Besar/Profesor Indonesia); dan Euis Sunarti (Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB). (andi odang/ her)

Dengarkan podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News