Semarang, Idola 92,6 FM – Sejumlah gereja di Kota Semarang yang biasanya penuh sesak jemaat saat perayaan Natal, tahun ini melakukan pembatasan jumlah umat di setiap kegiatan misa Natal. Beberapa gereja menerapkan aturan khusus, bagi yang diperbolehkan datang mengikuti misa Natal di gereja.
Pastur Paroki Santo Athanasius Agung Karangpanas Romo Benny Bambang Sumintarto mengatakan setiap perayaan Natal di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jemaat bisa mencapai lima ribu orang lebih. Bahkan, hingga meluber ke sekitar halaman gereja.
Pada tahun ini, gereja yang terletak di Jalan dr Wahidin itu membatasi jumlah jemaat saat misa Natal digelar. Bahkan, pihak gereja menggunakan sistem barcode di kartu yang dibagikan kepada jemaat sesuai nomor kursi.
Menurut Romo Benny, hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya antisipasi dan pencegahan terjadinya penularan COVID-19.
“Tetapi sekarang kita hanya mematok jumlah 600 orang, dan hanya ada dua ibadat. Yang lain harus ikut lewat live streaming. Dengan cara seperti ini, nomor-nomor ini sudah ada pemiliknya. Jadi tidak bisa nanti kalau misal dia tidak hadir terus dipakai orang lain,” kata Romo Benny, Kamis (24/12).
Romo Benny menjelaskan, dengan cara penomoran ini juga bisa melacak soal tracing apabila terjadi penularan COVID-19. Pihak gereja juga melarang jemaat dari luar kota, untuk mengikuti misa secara langsung di gereja dan meminta umat bisa memahaminya.
Sementara, Romo Eduardus Didik Cahyono dari Gereja Santa Theresia Bongsari menyulap dekorasi Natal menggunakan tema pandemi COVID-19. Sehingga, mencoba mengajak seluruh umat merayakan Natal dengan kesederhanaan di masa pandemi.
“Natal 2020 ini kita rasakan istimewa, yaitu istimewa dalam tanda petik yang memprihatinkan. Karena, kita di tengah masa pandemi. Kami ingin membawa refleksi situasi saat ini dalam perayaan Natal,” ujar Romo Didik.
Lebih lanjut Romo Didik berharap kepada Tuhan, agar pandemi segera berakhir dan kehidupan di 2021 nanti bisa lebih baik serta sehat. (Bud)