Menyongsong Vaksinasi Covid-19 Gratis Untuk Semua

Hal-hal apa Saja yang Perlu Diperhatikan Dan Dipastikan Demi Kesuksesan Vaksinasi?

Vaksin Covid-19 Sinovac
Vaksin Covid-19 Sinovac.

Semarang, Idola 92.6 FM – Dunia memasuki lorong gelap sepanjang tahun 2020. Gelombang pandemi Covid-19 di banyak negara tak kunjung reda dan belum jelas kapan akan usai. Namun, di tengah sisi suram berkepanjangan itu muncul secercah harapan. Krisis akibat Pandemi itu akan segera usai. Muncul asa mengakhiri Pandemi melalui vaksinasi Covid-19 yang akan diberikan secara gratis bagi semua penduduki RI. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo pun bersedia menjadi penerima vaksin pertama di Indonesia agar masyarakat meyakini keamanan vaksin.

Langkah pemerintah menggratiskan vaksin Covid-19 patut mendapat apresiasi. Ini menjadi titik tolak harapan menggembirakan bahwa kondisi akan segera pulih. Memantik optimisme dan gairah baru bahwa jalan panjang untuk keluar dari Pandemi sudah kian dekat.

Namun, kabar baik itu hendaknya tak membuat kita lengah dalam disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni: menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sebab, ketiga hal ini paling efektif mencegah penularan Covid-19. Apalagi, uji klinis fase ketiga vaksin Sinovac di Indonesia belum tuntas dan ada kendala teknis terkait vaksin.

Jokowi Gratiskan Vaksin COVID-19

Di sisi lain, ada hal yang tak kalah krusial pasca pengumuman vaksin akan digratiskan bagi pemerintah yakni pendistribusian vaksin yang memerlukan infrastruktur penunjang dan vaksin yang diberikan kepada masyarakat, harus dipastikan keamanan dan tingkat efikasinya.

Lantas, menyongsong vaksinasi Covid-19 gratis untuk semua, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan kita pastikan Bersama, demi menyukseskan vaksinasi? Sudah siapkah rencana teknis pendistribusian vaksin? Hal apa lagi yang—mesti kita siapkan agar Indonesia segera bangkit setelah melalui jalan panjang Pandemi?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: dr. Dwi Agustian, MPH, Ph.D (Ahli Epidemiologi Universitas Padjadjaran Bandung); dr. Djoko Handojo (Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jateng); dan dr Pandu Riono (Juru Wabah/ Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia). (andi odang/ her)

Dengarkan podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News