Semarang, Idola 92,6 FM – Pemkab Boyolali membuat program desa kembar yang hampir mirip dengan Pemkab Magelang, dalam rangka menampung para pengungsi Merapi. Program Desa Kembar itu adalah Desa Klakah di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, dengan Desa Gantang di Kecamatan Sawahan yang masuk wilayah Kabupaten Magelang.
Kepala Desa Klakah, Marwoto mengatakan bahwa wilayahnya masuk kategori desa ring satu yang cukup dekat dengan puncak Merapi. Yakni, kurang dari lima kilometer dan masuk radius daerah rawan jika terjadi erupsi Merapi.
Marwoto mengatakan selain program desa kembar, juga digalakkan program KK kembar. Namun, untuk program KK kembar ini antara sosialisasi dan implementasi dijalankan bersamaan.
Menurutnya, kedua program itu memiliki tujuan untuk menampung warga yang mengungsi saat terjadi erupsi Merapi.
“Desa kembar yang disiapkan adalah Desa Klakah dengan Desa Gantang di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Magelang. Kita juga menyiapkan KK kembar, atau family to family untuk antisipasi COVID-19 seperti ini. Kita sudah siap, tim relawan juga sudah siap. Untuk yang program KK kembar terus berproses karena kita terbentuk dengan waktu,” kata Marwoto, kemarin.
Sementara Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, beberapa desa yang lokasinya cukup dekat dengan puncak Merapi sudah bersiaga. Termasuk, beberapa di antaranya sudah memilih mengungsi ke posko-posko pengungsian yang disediakan.
“Tapi ini karena masuk ring yang sangat dekat, kita tetap waspada dan siaga. Karena tadi penjelasannya dari pengamat Merapi menyebut, tiap hari menggelembung sudah 10 sentimeter selama tiga hari ini. Tapi masyarakat enggak perlu panik, dan saya tahu persis masyarakat di sini sudah sangat terbiasa dengan kondisi itu. Tugasnya nanti dari pemerintah dibantu TNI/Polri kita siaga,” ujar Ganjar.
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, nantinya dari pemprov dengan dibantu pemerintah pusat akan memberikan bantuan logistik kepada masyarakat pengungsi. Ditambah lagi, penanganan dalam upaya mencegah terjadinya penularan COVID-19. (Bud)