Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mengindikasikan, volume penjualan eceran di Kota Semarang mengalami pelemahan. Hasil survei penjualan eceran per Agustus 2020 mencatat, indeks penjualan eceran riil turun sebesar -3,2 persen dari bulan sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Soekowardojo mengatakan kondisi penjualan ritel di Kota Semarang masih mengalami penurunan, dan sejalan dengan keyakinan konsumen terhadap perekonomian yang masih berada pada level pesimistis. Sementara, indeks keyakinan konsumen sebesar 89,39 persen.
Soekowardojo menjelaskan, berdasarkan kategorinya itu penurunan penjualan eceran secara tahunan terjadi pada kelompok-kelompok yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai konsumen. Di antaranya kelompok barang budaya dan rekreasi, kelompok makanan dan minuman.
Menurutnya, kebijakan pembatasan sosial dan kegiatan masyarakat yang dilakukan pemerintah juga turut memengaruhi pendapatan masyarakat.
“Volume penjualan eceran di Kota Semarang pada Agustus 2020, diindikasikan mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan dari hasil survei penjualan eceran, dengan indeks penjualan eceran riil tercatat sebesar 142,3 persen. Atau turun sebesar 3,2 persen secara bulanan. Penurunan penjyualan secara bulanan bersumber dari kontraksi penjualan pada sub kelompok sandang, suku cadang dan asesoris serta kelompok makanan minuman dan tembakau,” kata Soekowardojo, kemarin.
Soekowardojo lebih lanjut menjelaskan, perbaikan kinerja penjualan eceran diperkirakan mulai positif di bulan berikutnya. Hal itu tercermin dari sejumlah relaksasi kebijakan pemerintah terhadap pembatasan kegiatan, sehingga masyarakat mulai beraktivitas dengan adaptasi kebiasaan baru.
“Tiga atau enam bulan mendatang, ekspektasi penjualan akan berada pada level optimis, dengan indeks di atas angka 100. Optimisme pelaku usaha juga diperkirakan mulai naik pada Desember 2020, dan diperkirakan kembali stabil,” pungkasnya. (Bud)