Semarang, Idola 92,6 FM – Sejumlah pedagang souvernir dan makanan khas Kabupaten Magelang mengaku sepi pembeli selama pandemi ini, dalam sehari belum tentu ada pembeli yang datang. Kebanyakan, omzet jualannya turun drastis lebih dari 50 persen.
Hal itu diakui Karsiti, salah satu pedagang souvenir yang ada di Desa Wisata Candirejo. Selama pandemi, tidak banyak wisatawan datang berkunjung dan membeli souvenir yang terbuat dari limbah kayu miliknya.
Menurut Karsiti, sebelum pandemi banyak wisatawan yang datang ke Kriya Kayu Rik Rok miliknya itu. Kebanyakan membeli souvenir miniatur sepeda mini, kerokan atau pijatan dari kayu.
“Ya merosot mas penjualannya selama pandemi ini. Tapi saya syukuri saja apa yang jadi rezeki. Kemarin Alhamdulillah ada PKL selama satu minggu. Jadi, Alhamdulillah kita ada rezeki,” ujar Karsiti, kemarin.
Keluhan serupa juga disampaikan pedagang tempe keripik, Ida Rustianti. Dagangannya nyaris tidak laku selama masa pandemi, dan hanya satu atau dua bungkus saja laku terbeli.
Menurut Ida, sebelum terjadi pandemi dagangannya bisa laku terjual hingga tiga kuintal. Namun sekarang, terjual beberapa kilogram saja.
“Selama Korona ini sepi tidak banyak pembeli. Tapi Alhamdulillah, saya syukuri saja. Selama pandemi ini memang turunnya ya separuh dari sebelum ada pandemi,” kata Ida.
Ida menjelaskan tidak banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Candirejo, Magelang membuat pendapatan masyarakat menurun. Padahal, ekonomi masyarakat setempat bergantung pada jumlah kunjungan wisatawan ke desanya. (Bud)