Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, warga miskin di provinsi ini mengalami penambahan akibat pandemi COVID-19. Bahkan, jumlahnya hampir sama dengan kondisi warga miskin yang disurvei BPS Jateng pada September 2018 lalu.
Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan terdapat penambahan warga miskin di provinsi ini dalam enam bulan terakhir ini, sebanyak 300.001 orang. Bahkan, masyarakat yang sebelumnya berada di atas garis kemiskinan saat ini posisinya berada di bawah garis kemiskinan karena dampak pandemi.
Sentot menjelaskan, angka kemiskinan pada Maret 2020 sekarang tercatat sebesar 11,41 persen. Posisi itu mengalami kenaikan bila dibanding kondisi September, maupun Maret 2019 lalu.
Menurutnya, kenaikan tersebut cukup besar karena posisinya mirip dengan September 2018 lalu.
“COVID-19 ini betul-betul memberikan dampak yang sangat signifikan, terhadap mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kalau dari analisa kami, yang sebenarnya sudah di atas garis kemiskinan itu ikut terdampak masuk ke garis kemiskinan. Memang ada indikasi itu,” kata Sentot saat memaparkan kondisi kemiskinan di Jateng kepada Wagub Taj Yasin, Jumat (14/8).
Sementara Wagub Taj Yasin menjelaskan, kondisi kemiskinan di Jateng ini memang menjadi pukulan telak pemprov. Sebab, upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan lebih dari dua tahun itu saat ini dibalikkan pandemi.
“Ternyata, kerja keras kita selama dua tahun bahkan lebih untuk menurunkan angka kemiskinan, akan tetapi di masa pandemi COVID-19 ini naik lagi. Dari angka 10 ke 11 lagi. Kita berharap sih, kenaikan dari 10 ke 11 ini bisa kita turunkan lagi. Walaupun kita tidak yakin, penurunannya bisa sampai di angka one digit,” ujar Gus Yasin.
Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya memberikan stimulus kepada masyarakat yang terdampak pandemi. Sedangkan bagi warga miskin, pihaknya akan memberikan bantuan-bantuan sosial agar mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Bud)