Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah mengancam akan menutup, apabila ada sekolah menggelar kegiatan belajar tatap muka tanpa izin. Langkah itu diambil, untuk menghindari munculnya klaster penularan COVID-19 lewat pembelajaran tatap muka di sekolah.
Gubernur Ganjar Pranowo dengan tegas meminta seluruh kabupaten/kota, untuk melakukan pendataan dan penelitian dulu sebelum mengizinkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Tidak hanya di daerah zona hijau saja, tetapi juga yang masuk kategori zona kuning.
Menurutnya, pembukaan sekolah untuk kegiatan tatap muka harus dipantau pihak-pihak terkait sesuai protokol kesehatan atau tidak.
Ganjar sudah meminta kantor-kantor cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng untuk melakukan pengecekan ke satuan pendidikan di wilayahnya. Apakah terdapat sekolah yang sudah membuka kegiatan tatap muka atau belum, dan apakah sudah mendapat izin atau belum.
“Yang kena satu, ketularan entah dari mana. Sebut dia jalan di tempat keramaian, dan dibawa pulang. Tadi ada laporan satu kabupaten yang daerahnya buka sekolah diam-diam. Ora intuk endi sekolahane. Saya suruh cek. Enggak boleh. Karena mesti izin dulu. Kalau dia izin, maka kita akan supervisi. Berapa jumlahnya, pasti terkontrol apa tidak dan fasilitasnya ada tidak. Agar kita bisa punya pola, kalau enggak nanti repot. Daerah yang sudah siap ngacung, terus dilaporkan dan kita akan tunjuk,” kata Ganjar, Jumat (14/8).
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, seluruh pihak harus saling bekerja sama dan berkoordinasi jika akan memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.
Sementara anggota DPRD Jateng Yudi Indras menjelaskan, pemerintah harus menghentikan jika ada pembelajaran tatap muka di sekolah semua zona. Sebab, banyak orang masih abai dengan protokol kesehatan.
“Kalau memang keadaan belum memungkinkan, jangan dipaksakan. Sekolah harus memperkuat pembelajaran daring,” ujar Yudi. (Bud)