Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah menyayangkan adanya penyerangan di acara midodareni atau doa sebelum acara pernikahan di Surakarta Sabtu (8/8) kemarin, dan meminta kasus itu diusut tuntas jajaran kepolisian. Penegak hukum diminta tidak ragu, untuk menangkap dan menghukum para pelakunya.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran Polda Jateng, untuk melakukan penindakan terhadap para pelaku penyerangan. Sebab, apapun latar belakangnya, maka tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan.
Menurutnya, penegakan hukum tidak boleh berhenti dan harus dilakukan.
Ganjar menjelaskan, siapa saja yang melakukan tindakan melanggar aturan harus dilakukan penindakan. Karena Indonesia adalah negara hukum, maka semua harus dilakukan secara prosedur hukum jika ada pelanggaran.
“Saya sudah komunikasi dengan kapolda, dengan intelejen dan aparat penegak hukum lainnya. Kita sayangkan kenapa di bulan Agustus di mana kita berBhinneka Tunggal Ika dan butuh persatuan ada yang melakukan itu. Mbog yao kalau ada yang tidak beres, koordinasi dengan kami. Semoga, siapapun yang luka termasuk kapolresnya segera sembuh. Kami sudah koordinasi dengan penegak hukum, dan pak kapolda sudah menyampaikan tahapan-tahapan yang dilakukan. Saya dukung penuh,” kata Ganjar, Senin (10/8).
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng Sholahuddin Aly atau Gus Sholah mengecam aksi tersebut, dan meminta kepolisian menindak tegas para pelakunya.
“Kami juga minta aparat kepolisian, agar menjamin rasa aman kepada siapa saja warga Indonesia,” ujar Gus Sholah.
Diketahui, kasus penyerangan terjadi di rumah keluarga Habib Umar Asegaf di Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Akibat dari aksi penyerangan yang dilakukan kelompok laskar, menyebabkan tiga orang mengalami luka-luka. (Bud)