Semarang, Idola 92.6 FM – Minggu pertama di bulan Ramadan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di beberapa daerah di Jawa Tengah terpantau merangkak naik.
Bukan hal yang baru ketika harga komoditas bahan pokok selalu di momen-momen tertentu seperti pada bulan Ramadan menjelang Lebaran 2016 ini misalnya.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi saat ini murni karena mekanisme pasar. Diungkapkanya permintaan masyarakat akan kebutuhan pokok tinggi namun tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup sehingga menyebabkan inflasi.
“Kenaikan masih wajar, ini murni merupakan bagian dari mekanisme pasar,” ungkapnya di Semarang, Rabu (8/6).
Mengenai dugaan adanya penimbunan dibalik naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, Iskandar membantahnya. Dia menyatakan jika ada penimbunan, maka kenaikan harga seharusnya antara 15-20 persen.
“Saya termasuk orang yang tidak percaya aksi penimbunan di balik kenaikan harga sembako. Saat ini, yang terjadi kenaikan harganya hanya tiga persen saja di pasar tradisional,” imbuh dia dengan tegas.
Iskandar yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah itu mengakui bahwa kenaikan harga sedang terjadi terutama untuk beberapa komoditas bahan pokok. Dia juga tidak menampik kalau harga komoditas lain yaitu gula pasir jua ikut naik bahkan cukup tinggi. (Budi Aries/Diaz Abidin/Heri CS)