Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah sudah menyiapkan anggaran, untuk membantu masyarakat petani yang mengalami kerugian. Baik karena gagal panen akibat kekeringan, maupun dampak dari serangan hama terhadap tanaman padi.
Kepala Distanbun Jateng Suryo Banendro mengatakan untuk serangan hama wereng misalnya, itu hampir terjadi di semua daerah penghasil beras di provinsi ini. Hama wereng menjadi salah satu ancaman tanaman padi selain serangan hama tikus, dan merupakan kendala bagi para petani di Jateng.
Suryo menjelaskan, bagi lahan pertanian tanaman padi di Jateng yang mengalami gagal panen sudah disiapkan asuransi pertanian. Petani terdampak akan mendapat klaim sebesar Rp6 juta per hektare, melalui program Asuransi Usaha Tani Padi tanpa premi.
Menurutnya, sumber dana asuransi pertanian tanaman padi itu berasal dari APBD Jateng untuk kebutuhan seluas 35 ribu hektare. Sedangkan dari APBN, disediakan untuk 200 ribu hektare.
“Terkait dengan dampak gangguan gagal panen di Jawa Tengah, saat ini baru padi. Khusus padi, disediakan asuransi usaha tanaman usaha tani padi. Untuk di Jawa Tengah itu ada 35 ribu hektare yang disediakan, tapi syaratnya daftar dulu setelah tanam. Kami tidak mengharapkan itu cair 100 persen. Gagal panen itu bisa karena hama wereng, serangan tikus atau kekeringan. Per hektarenya nanti, petani dapat Rp6 juta,” kata Suryo, belum lama ini.
Lebih lanjut Suryo menjelaskan, bagi para petani yang mendapatkan asuransi itu harus mendaftar terlebih dulu saat memulai masa tanam. Yakni, melalui kelompok-kelompok tani resmi yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian.
“Yang penting sudah daftar, dan kelompok taninya memang terdaftar. Nanti kita cek, apakah benar terdampak karena kekeringan atau serangan hama. Klaim asuransi paling lama tiga bulan cair,” pungkasnya. (Budi Aris)