Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah sudah melakukan pemetaan persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM. Selain persoalan bahan baku, permasalahan pemasaran produk UMKM juga menjadi kendala di masa pandemi.
Kepala Dinkop dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan ada 26.568 pelaku UMKM, yang terdampak karena pandemi COVID-19. Pelaku UMKM yang mengalami dampak paling parah adalah pedagang makanan dan minuman, sebesar 72,17 persen dari seluruh pelaku UMKM di Jateng.
Menurutnya, para pelaku UMKM di Jateng itu rerata mengeluh mengalami omzet penjualan hingga 46,18 persen.
Namun demikian, Ema menyebut jika persoalan mendasar lain yang dihadapi pelaku UMKM adalah soal pemasaran produknya.
“Persoalan yang paling besar dari semua UMKM di Jawa Tengah itu, mereka sulit dalam pemasaran produknya. Itu kita catat ada 54,82 persen. Ini soal pasar ya. Jadi, mereka bisa produksi tapi tidak bisa jualan. Persoalan kedua adalah pembiayaan, dan berikutnya tentang bahan baku,” kata Ema saat menjadi pembicara tentang “Menopang Daya Tahan UMKM” di Hotel Noormans, baru – baru ini.
Ema menjelaskan, para pelaku UMKM di Jateng akan coba diarahkan untuk memasarkan produknya dengan cara lain tanpa harus membuka warung di pasar.
Sementara Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Marnyuni menambahkan, dampak dari COVID-19 ini berbeda dengan kondisi krisis moneter pada 1998. Sebab, saat krisis moneter 1998 itu pelaku UMKM mampu menjadi tulang punggung perekonomian.
Menurutnya, kondisi sekarang ini berbeda karena pelaku UMKM mengalami pukulan yang cukup telak akibat pandemi.
“Karena PSBB atau mungkin lockdown ya, otomatis enggak ada penghasilan. Warung buka, tapi enggak laku karena tidak ada yang beli. Maka, akhirnya pada kehilangan pekerjaan. COVID-19 ini akan membuat rentan dari banyak sektor. Maka, COVIDl19 menjungkirbalikkan kehidupan normal,” ujar Sri.
Lebih lanjut Sri Marnyuni menjelaskan, perlu ada dorongan untuk bisa menopang para pelaku UMKM tetap bertahan di masa pandemi. Sehingga, pelaku UMKM bisa kembali bangkit beraktivitas. (Budi aris)