Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah membantah pernyataan yang menyebutkan, jika Kota Surakarta menjadi zona hitam COVID-19. Pemprov justru memertanyakan data tersebut, dan meminta pihak-pihak yang menyebut Solo zona hitam membuat penjelasan.
Gubernur Ganjar Pranowo mengaku bingung ada informasi yang menyebutkan, jika Kota Solo adalah zona hitam penyebaran virus Korona. Pemprov tidak pernah mengeluarkan status apapun, termasuk status zona hitam terhadap Kota Solo.
Menurutnya, yang terjadi saat ini di Kota Solo terkait klaster RSUD Moewardi dan UNS sudah tertangani.
Ganjar menjelaskan, beredarnya informasi yang menyebutkan Kota Solo zona hitam COVID-19 membuat keresahan dan kepanikan. Karena, zona hitam itu merujuk pada penularan dan persebaran COVID-19 terjadi cukup besar.
“Zona hitam itu jarene sopo, to? Yang ngomong zona hitam siapa? Soalnya yang terjadi yang kita kontrol itu di Moewardi dan di UNS. Keduanya sudah kita 3-T. Tracingnya sudah, terus kemudian tesnya juga sudah serta isolasinya sudah. Makanya kok tadi banyak yang bilang zona hitam ya,” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, penanganan kasus COVID-19 di Kota Solo sudah jelas dan terarah. Terkait tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Moewardi dan merupakan mahasiswa kedokteran UNS juga telah dilakukan testing, tracing dan karantina.
“Pemprov itu setiap minggu selalu melakukan rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kabupaten/kota, bagaimana penanganannya dan apa kendalanya di lapangan. Dalam setiap rapat mingguan itu, tidak pernah muncul laporan Solo zona hitam,” pungkasnya. (Budi Aris)