Semarang, Idola 92,6 FM-Sebanyak 25 tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Moewardi Surakarta, terindikasi positif COVID-19. Saat ini, semua tenaga kesehatan itu sudah menjalani prosedur penanganan dan Pemprov Jawa Tengah meminta penanganannya lebih lebih terukur.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan dari hasil penelusuran yang telah dilakukan, semua tenaga kesehatan yang terindikasi positif COVID-19 sudah menjalani Rapid Test dan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes usap. Saat ini, penanganan juga sudah dilakukan terhadap seluruh tenaga medis yang bertugas di RSUD Moewardi Solo.
Menurutnya, untuk indikasi penularan COVID-19 ini berasal dari luar rumah sakit.
Ganjar menjelaskan, terhadap ke-25 tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 sudah ada langkah-langkah perbaikan. Pihak rumah sakit juga telah mengurangi jumlah karyawan nonmedis sebanyak 50 persen, dan tidak mengizinkan adanya kunjungan pasien.
“Kita kerja sama dengan rumah sakit di UNS, karena kita harus melakukan tracing. Apakah ini dari dalam atau dari luar? Indikasi awal, ini dari luar. Rata-rata, yang menangani pasien COVID-19 Insya Allah selama ini aman. Sebab, prosedurnya sangat ketat sekali. Tapi, justru yang mesti hati-hati adalah ketika berada di luar. Karena, potensinya itu bisa terjadi,” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, upaya lainnya yang dilakukan adalah kapasitas pendidikan dokter muda dan residen dikurangi. Selain itu, protokol kesehatan juga harus dilakukan dengan ketat.
“Semuanya adalah tenaga medis, sudah paham bagaimana penanganannya. Mereka yang dengan gejala akan dirawat, dan dilakukan treatment secara tepat. Yang lainnya cukup isolasi,” jelasnya.
Ganjar kembali mengingatkan kepada masyarakat, agar serius terhadap wabah COVID-19. Kenormalan baru tidak ada artinya, jika tanpa diikuti disiplin terhadap protokol kesehatan. (Budi Aris)