Semarang, Idola 92.6 FM-Pendidikan Sekolah Vokasi Undip harus berorientasi pada paten dan mampu berkolaborasi dengan pendidikan akademik dan profesi. Harapannya, mampu menghasilkan hasil riset terapan yang menghilirisasi riset-riset menjadi produk nyata yang dapat dihilirkan ke pasar, industri dan masyarakat. Sebab, prinsip pendidikan vokasi yaitu kemampuan dalam menerapkan ilmunya.
Demikian disampaikan Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Dr Ir Budiyono, M.Si saat membuka acara seminar online (webinar) bertema “Pengembangan Workshop Terpadu Dalam Penguatan Inovasi Sekolah Vokasi” yang diselenggarakan Sekolah Vokasi Undip Semarang.
Dalam Webinar ini, selain Prof Budiyono, juga menghadirkan dua narasumber lain, yaitu Direktur Riset dan Inovasi Undip Prof Dr Ir Nyoman Widiasa yang menyampaikan materi tentang Kebijakan Inovasi Undip. Kemudian, Dr Era Purwanto (Pengembangan Bengkel Terpadu Vokasional) dengan materi Pengembangan Bengkel Terpadu Vokasional.
Menurut Prof Budiyono, revitalisasi pendidikan vokasi penting dilakukan agar dapat membekali mahasiswa dengan pendidikan serta keterampilan yang dibutuhkan dunia industry. Selain itu yang tak kalah penting, juga dibekali dengan akhlaqul karimah yang baik.
“Untuk itu, saya meminta agar para dosen Sekolah Vokasi Undip mampu mengubah mindsetnya. Tidak cukup hanya menguasai teori saja untuk mengajar tetapi juga harus memiliki kemampuan kompetensi yang sesuai dengan keahliannya,”ujarnya.
Sementara itu, Direktur Riset dan Inovasi Undip Prof Dr Ir Nyoman Widiasa dalam paparannya menjelaskan tentang inovasi. Berdasarkan Permenristekdikti No 29 tahun 2019, inovasi yaitu kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
“Tugas dari Direktorat Riset dan Inovasi Undip adalah merumuskan kebijakan serta mengembangkan dan mengelola kegiatan riset untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan universitas,” ujarnya.
Sementara, narasumber dari PENS, Dr Era Purwanto memaparkan mengenai tantangan-tantangan pendidikan vokasi ke depan. Di antaranya bekerja dimana saja dan tidak mengenal waktu, menggunakan alat dan lebih fokus pada hasil serta kemampuan inovatif untuk itu diperlukan adaptif kurikulum pendidikan vokasi dengan dunia industri. (her)