Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah mengakui, jika terjadi penambahan kasus positif COVID-19, karena tidak lepas dari masifnya pelaksanaan Rapid Test maupun tes swab yang dilakukan kabupaten/kota. Hal itu juga tidak lepas karena banyak pemudik datang dari wilayah Jabodetabek, dan belum semua klaster penularan tuntas dilakukan penelusuran.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya sudah membagikan 38.111 alat tes cepat atau Rapid Test, kepada seluruh pemkab/pemkot di Jateng. Rapid Tes itu dipakai, untuk melakukan pengecekan dan menjangkau klaster penularan COVID-19.
“Bahwa ada peningkatan, iya. Ada di kabupaten/kota, iya. Contoh di Kota Semarang yang terjadi peningkatan kasus, di beberapa pasar tradisional. Itu karena kawan-kawan bupati/wali kota melakukan Rapid Test secara masif. Kota Semarang tidak hanya Rapid Test, tapi PCR test dan memang bisa langsung diketahui (positif),” kata Ganjar
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, yang saat ini terus dikejar di Jateng adalah klaster Ijtima Ulama Gowa. Karena ternyata, peserta dari Jateng ini cukup banyak.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, pihaknya memang memasifkan pemeriksaan tes cepat atau Rapid Test di sejumlah daerah. Tujuannya, untuk melakukan pemantauan laju dari penyebaran COVID-19.
“Sampai saat ini yang terlaporkan adalah 29 ribuan tes swab yang sudah dilakukan, dan ini setiap hari kita memeriksa 900-1.000 tes. Target kita sampai bulan Juni ke Juli nanti, ada 120an ribu tes,” ujar Yulianto.
Yulianto menyebutkan, banyaknya dilakukan tes secara masif itu juga bergantung pada banyak tidaknya jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP) dan juga orang yang kontak erat dengan pasien positif. Semakin sedikit, maka kasusnya juga sedikit. (Budi Aris)