Semarang, Idola 92.6 FM-Dalam beberapa waktu ke depan pemerintah di sebagian wilayah akan menerapkan kenormalan baru di tengah Pandemi Covid-19. Menurut epidemiolog UI, Pandu Riono, masyarakat harus mengubah kebiasaan lama ke budaya baru untuk mengurangi risiko terpapar atau menularkan virus corona.
Dalam beberapa waktu terakhir, salah satu sosok yang kerap wara-wiri di layar kaca adalah Pandu Riono. Sebagai ahli epidemiologi terkemuka, pandangan dan pemikirannya kerap menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait Covid-19.
Meski demikian, sebagai epidemiolog, Pandu Riono, justru lebih senang dipanggil sematan “juru wabah”, ketimbang ahli epidemiologis. Menurutnya itu lebih enak diucapkan oleh masyarakat awam. “Bilang aja, juru wabah. Jangan epidemiolog. Susah ngomong-nya,” kata Pandu saat diwawancara radio Idola Semarang, Kamis (28/05/20).
Jika pemerintah menyebut new normal, menurut Pandu, masyarakat akan menuju situasi upnormal. Artinya, jika sebelumnya kalau ke mana-mana tak harus pakai masker sekarang harus pakai masker. Dulu, tak harus sering-sering cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, kini dianjurkan sesering mungkin.
“Itu kan namanya, abnormal banget. Harus, gak punya pilihan lain. Harus selalu pakai masker. Ubah kebiasaan baru untuk kurangi risiko terkena atau menularkan,” tuturnya.
Menurut Pandu, akan selalu ada ancaman meski ada pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Masyarakat diperbolehkan melakukan aktivitas, tapi pandemi belum berakhir. “Mungkin berakhirnya, 5 tahun lagi, karena susah sekali untuk mendapatkan vaksin untuk virus yang mudah bermutasi ini,” katanya.
Meski akan berada salam situasi kenormalan baru ini, Pandu berpesan, masyarakat tak perlu takut. Tapi tetap waspada. “Jangan tenggelam dalam ketakutan. Kita harus punya semangat kewaspadaan yang tinggi dan akhirnya jadi biasa, seperti ketika kita naik sepeda motor memakai helm dan ketika naik mobil harus memakai sabuk pengaman,” imbuhnya.
Selengkapnya, mengenai, situasi kenormalan baru dan apa yang mesti dilakukan masyarakat dalam menyongsongnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang dengan Juru Wabah Universitas Indonesia, dr Pandu Riono. (her)